Pebisnis Hotel Mewah Dunia Coba Peruntungan ke Bisnis Kapal Pesiar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pebisnis hotel mewah masuk ke bisnis kapal pesiar sebagai strategi meningkatkan kinerja pasca okupansi bisnis hotel konvensional yang menurun lantaran pandemi. Salah satu yang menarik dari bisnis kapal pesiar adalah kemewahan kelas atas yang ditawarkan.

Seperti dilansir Bloomberg pada Minggu (26/2), salah satu pebisnis hotel yang mencoba peruntungannya di bisnis kapal pesiar salah satunya, Marriott International Inc, sebuah grup hotel terbesar di dunia asal Amerika Serikat yang sekaligus pemilik Ritz-Carlton. Marriot International Inc masuk ke bisnis kapal pesiar mewah dengan menargetkan orang-orang kaya sebagai pelanggannya.

Ada juga Aman Resorts, yang dimiliki oleh pengembang real estat Vladislav Doronin. Mereka berencana akan meluncurkan sebuah kapal pesiar mewah pada tahun 2025. Peluncuran kapal pesiar tersebut akan menggandeng Cruise Saudi, yang dimiliki oleh Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik Arab Saudi. 


Baca Juga: Pemerintah Israel Berencana Kembangkan Wilayah Tepi Barat Jadi Kawasan Wisata

Selain itu, Four Seasons, yang dimiliki oleh miliarder Bill Gates dan Pangeran Alwaleed bin Talal juga akan memulai debut kapal pesiarnya.

"Kapal pertama dari armada masa depan kami akan berlayar pada tahun 2025 dengan 95 kamar bergaya hunian mewah. Biaya pembangunan masing-masing sebesar US$4,2 juta" ujar Larry Pimentel, yang ditunjuk oleh Four Seasons untuk memimpin ekspansinya ke dalam industri ini.

Selain perusahaan-perusahaan hotel mewah tersebut. Kalangan pebisnis independen, yakni Manfredi Lefebvre, seorang miliarder asal Italia juga akan kembali terjun ke bisnis kapal pesiar. Pada lima tahun silam, Manfredi Lefebvre telah menjual kapal pesiar mewahnya.

Namun, baru-baru ini, dia mencoba kembali ke bisnis kapal pesiar setelah membeli dua kapal Crystal Cruise pada tahun 2022 dan A&K Travel Group yang sedang di-upgrade agar menjadi sebuah kapal pesiar mewah.

Manfredi mengatakan telah mempertimbangkan untuk bermitra dengan sebuah pebisnis hotel. Namun, akhirnya dia memilih untuk maju secara independen utuk berbisnis kapal pesiar dan menempatkan bisnisnya di kelas atas.

Sementara itu, Kepala Keuangan di Carnival Corp, David Bernstein telah mengamati para pendatang baru dengan penuh intrik. Dia menerima bahwa akan ada persaingan yang lebih besar untuk mendapatkan pelanggan dengan pengeluaran yang lebih tinggi.

Untuk diketahui, Carnival adalah salah satu operator kapal pesiar yang sedang berjuang untuk memulihkan neraca keuangan mereka setelah dipaksa untuk beralih ke pasar kredit untuk tetap bertahan selama pandemi.

Baca Juga: IPO di China Capai Rekor Tahun Ini Tembus US$ 92 Miliar

Gejolak selama pandemi membuat Carnival, Royal Caribbean Cruises Ltd, dan Norwegian Cruise Line Holdings Ltd, memiliki total utang sekitar US$74 miliar, termasuk sewa operasi. Ketiga perusahaan tersebut telah menambahkan sekitar US$44 miliar pada beban utang mereka sejak akhir 2019, menurut analisis Bloomberg Intelligence pada bulan Desember.

Persaingan bisnis kapal pesiar diprediksi bakal ramai dengan datangnya pemain-pemain baru yang berasal dari bisnis hotel mewah.

Editor: Handoyo .