KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pebisnis kawasan industri optimis bisnis pengembangan dan pengelolaan kawasan industri masih positif di tahun 2024. Hal ini terlihat dari gencarnya pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri yang ekspansif serta kepercayaan tinggi dari investor luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), Sanny Iskandar mengatakan, permintaan lahan industri tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, permintaan lahan didukung oleh pertumbuhan industri manufaktur, seperti otomotif dan FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Selain itu, permintaan lahan juga berasal dari industri data center yang meningkat seiring maraknya transformasi digital.
Baca Juga: MTLA Catat Marketing Sales Rp 296 Miliar per Februari 2024, Cek Rekomendasi Sahamnya "Beberapa kawasan industri masih dapat mencatatkan penjualan lahannya sepanjang kuartal I-2024," kata Sanny kepada Kontan, Jumat (22/3) malam. Terkait permintaan lahan dari sektor otomotif, Sanny menyampaikan bahwa pengelola kawasan industri merespons positif dengan masuknya produsen kendaraan listrik karena memacu industri pendukung dari hulu hingga hilir sehingga bisa mengembangkan bisnisnya di beberapa kawasan. "Adanya kedekatan lokasi antara industri manufaktur dengan masing-masing
supplier, tentu dapat menciptakan efisiensi
logistic cost bagi industri itu sendiri," ujarnya, Sanny menerangkan, hingga kini beberapa industri mobil listrik sudah ada yang beroperasi di dalam kawasan industri dan sudah memproduksi kendaraan listrik. Menurutnya, kebutuhan lahan untuk industri
electric vehicle (EV) itu cukup luas. "Industri EV juga memberikan
multiplier effect bagi industri lainnya seperti kebutuhan akan interior dan sparepart kecil lainnya," ucapnya. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melihat, bisnis untuk penjualan lahan industri masih prospektif di tahun ini. SSIA menargetkan penjualan lahan total seluas 65 hektar yang terdiri dari Suryacipta Karawang seluas 20 hektare dan Subang Smartpolitan seluas 45 hektar di tahun 2024. "Kami melihat minat yang kuat terutama dari Cina terhadap pengembangan Smartpolitan Karawang dan Subang. Pengembangan kota hijau industri terbaru kami," kata VP Head of Investor Relations Erlin Budiman kepada Kontan, Jumat (22/3). Selain itu, Erlin menerangkan bahwa faktor Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang berlangsung aman dan damai turut menjadi hal positif bagi kinerja penjualan lahan industri milik SSIA. "Kami melihat kinerja yang lebih kuat pada tahun 2024 karena Pemilihan Presiden di Indonesia berjalan lancar dan akan ada kelanjutan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahan saat ini di masa depan," ucapnya.
Baca Juga: Pengusaha Malaysia Jajaki Investasi Sektor Hunian dan Pendidikan di IKN PT Intiland Development Tbk (DILD) menargetkan marketing sales DILD di tahun 2024 tidak akan jauh dari target di tahun 2023 yang sebesar Rp 2 triliun, di mana target
marketing sales dari kawasan industri DILD berkisar Rp 150 miliar.
"Kegiatan politik yang damai, suku bunga dan inflasi kita harapkan terkendali. Kemudian daya beli dan tingkat konsumsi yang lebih baik kita harapkan bisa menunjang pencapaian realisasi target tersebut," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono kepada Kontan, Minggu (24/3). Archied menjelaskan, DILD sendiri mengelola beberapa kawasan industri, seperti di Ngoro Industrial Park (Mojokerto, Jawa Timur) maupun Batang Industrial Park (Batang, Jawa Tengah). "Di kuartal I-2024 belum ada transaksi, masih dalam prospek. Saat ini di kawasan Batang, permintaan lahan masih dari industri konsumer dan
supportingnya," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .