Pebisnis logistik protes tarif kargo bandara



JAKARTA. Tarif layanan kargo dan pos di Bandara Internasional Soekarno Hatta, khususnya di area pergudangan 520 dan 530 mulai naik per 1 September 2014 kemarin. Kenaikan tarif ini langsung menuai protes dari kalangan pebisnis logistik.

Arman Yahya, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai, kenaikan yang disampaikan lewat surat edaran oleh pengelola logistik Soekarno Hatta, PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS) tanpa alasan. "Terutama untuk poin cargo service charge untuk ekspor yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Kesannya mendapat uang tanpa kerja," keluhnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Dalam surat edaran tersebut, Jasa Angkasa mengerek tarif jasa penanganan kargo dan pos menjadi Rp 930/kilogram (kg) per hari dari Rp 725 /kg per hari. Adapun untuk tarif layanan kargo dan pos impor dari Rp 925 /kg per hari menjadi Rp 1.250/kg per hari. Sedangkan tarif penanganan kargo juga melonjak dari Rp 1.200 /kg per hari menjadi Rp 1.650 /kg per hari.


Selain itu, ada tambahan  jenis tarif cargo service charge atau tarif layanan kargo sebesar Rp 100 per kg ke pengelola bandara yaitu PT Angkasa Pura II. Padahal, item ini sebelumnya tidak ada.

Jenis tarif baru inilah yang mendapat penolakan dari pebisnis logistik. Soalnya, praktis AP II dituding cuma menerima tambahan pemasukan saja dari kegiatan kargo. Sedangkan perusahaan plat merah ini tidak melakukan pekerjaan sama sekali.

Ia menghitung, saban hari ada transaksi sekitar 900.000 kg. Dengan adanya tarif layanan kargo, AP II diklaim bisa meraup pendapatan sebesar Rp 90 juta per hari.

Angkasa Pura II membantah semua tudingan pengusaha logistik. "Memang pekerjaan kami tidak langsung dirasakan dalam bisnis secara operasional namun  kami penunjang bisnis operasional bandara," klaim Achmad Syahrir, Kepala Humas Angkasa Pura II kepada  KONTAN.

Ia memberi contoh adanya fasilitas umum seperi penerangan, kebersihan toilet, jalan raya, hingga keamanan di bandara yang menjadi tanggung jawab AP II. Selain itu, AP II bertugas sebagai pengelola bandara dan bekerjasama dengan JAS untuk urusan logistik di bandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan