Pebisnis makanan ekspansif



JAKARTA. Pasar makanan dan minuman dalam negeri tetap lezat. Tak heran apabila investasi di sektor industri makanan pun bakal bergairah sepanjang tahun 2013.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gappmi), Adhi S. Lukman, menilai, momen perayaan bulan puasa dan Idul Fitri dalam waktu dekat mendorong realisasi investasi di sektor ini. "Puasa dan Lebaran pada pertengahan tahun ini merupakan alasan produsen mulai merealisasikan investasinya sejak awal tahun," kata dia, Senin (17/6).

Selama semester I-2013, Adhi memprediksi investasi di industri makanan-minuman bisa tumbuh sekitar 30% - 40%. Artinya, investasi selama enam bulan pertama tahun ini diperkirakan sekitar Rp 14,5 triliun-Rp 15,6 triliun. Di periode yang sama, nilai investasi di sektor makanan-minuman sekitar Rp 11,2 triliun.


kuartal I-2013, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi di sektor makanan-minuman melonjak 59% menjadi Rp 7,8 triliun. Perinciannya, investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 3,9 triliun serta Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 404,4 juta.

Salah satu perusahaan yang sudah memulai ekspansinya adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Emiten saham yang melantai di Bursa Efek Indonesia itu membangun dua pabrik penggilingan padi baru (ricemill) di Jawa Tengah.

Yulianni Liyuwardi, Sekretaris Perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food, menuturkan, perusahaan itu mengucurkan anggaran sekitar Rp 369,5 miliar untuk membangun dua ricemill. Hasilnya, kapasitas produksi beras perusahaan akan mencapai 240.000 ton per tahun. "Setara dengan dua kali lipat kapasitas produksi kami saat ini," kata dia.

Dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, lini bisnis beras ditargetkan bisa menyumbang hingga 60% dari total target pendapatan perseroan di 2013. Pada tahun ini, Tiga Pilar menargetkan nilai penjualannya bisa menembus Rp 5 triliun. Berarti, lini bisnis beras bisa menyumbang hingga Rp 3 triliun.

PT Siantar Top Tbk juga mulai berekspansi dengan memesan mesin produksi kopi instan pada awal tahun ini. Juwita Wijaya, Finance and Accounting Manager Siantar Top, pernah menuturkan perseroan berencana memproduksi kopi instan dengan kapasitas produksi 5.000 ton per bulan. "Kami menargetkan mesin tersebut sudah datang sebelum akhir semester I," ujar dia.

Meski baru menjajal bisnis ini, namun perseroan yakin bakal meraup 10%-20% pangsa pasar kopi instan domestik. Untuk agenda ekspansi tersebut, Siantar Top membangun pabrik di Jabon, Jawa Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi