JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah semakin membebani pelaku industri makanan dan minuman. Setelah menghitung kenaikan ongkos produksi, kemungkinan pelaku bisnis bakal mengerek harga makanan dan minuman dalam waktu dekat. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani bilang, untuk mengimbangi kenaikan beban produksi, strategi menaikkan harga jual bisa menjadi salah satu alternatif solusi. "Kenaikan harga makanan dan minuman sekitar 5%-10%," katanya, Senin (16/9). Menurut Franky, kenaikan harga jual produk makanan dan minuman ini akan mulai direalisasikan di akhir kuartal III-2013 hingga awal kuartal IV-2103. Artinya, kenaikan harga makanan dan minuman bakal terjadi sekitar akhir September-Oktober 2013.
Pebisnis Makanan Segera Kerek Harga Jual
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah semakin membebani pelaku industri makanan dan minuman. Setelah menghitung kenaikan ongkos produksi, kemungkinan pelaku bisnis bakal mengerek harga makanan dan minuman dalam waktu dekat. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani bilang, untuk mengimbangi kenaikan beban produksi, strategi menaikkan harga jual bisa menjadi salah satu alternatif solusi. "Kenaikan harga makanan dan minuman sekitar 5%-10%," katanya, Senin (16/9). Menurut Franky, kenaikan harga jual produk makanan dan minuman ini akan mulai direalisasikan di akhir kuartal III-2013 hingga awal kuartal IV-2103. Artinya, kenaikan harga makanan dan minuman bakal terjadi sekitar akhir September-Oktober 2013.