Pebisnis Otomotif Waspadai Efek Pelemahan Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen otomotif nasional mulai mewaspadai tren pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah telah menyentuh ke level Rp 15.739 per dolar AS pada Selasa (10/10) atau melemah 0,30% dibandingkan perdagangan kemarin. 

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, berharap pelemahan nilai tukar rupiah tidak berlangsung lama dan bisa kembali menguat ke level yang sesuai dengan fundamental ekonomi nasional.


"Ketika rupiah kembali normal, maka tidak perlu ada kenaikan harga jual kendaraan bermotor di Indonesia," ujar dia, Selasa (10/10).

Baca Juga: Persaingan Harga, Startup Kendaraan Listrik China Ini Ajukan Kebangkrutan

Gaikindo sendiri masih tetap menargetkan penjualan mobil nasional mencapai 1,05 juta unit pada akhir 2023. Per Agustus 2023, penjualan wholesales mobil di Indonesia berada di level 675.287 unit, sedangkan penjualan retail mobil nasional tercatat sebanyak 665.251 unit.

Sementara itu, Yusak Billy, Sales Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) mengaku pelemahan rupiah terhadap dolar AS merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga sebuah mobil.

Namun, Honda tidak menjawab perihal kemungkinan adanya penyesuaian harga jual mobil tersebut di kemudian hari.

Baca Juga: Suzuki Raih Penjualan Mobil 80 Juta Unit di Pasar Global Per Agustus 2023

Untuk saat ini, pihak Honda masih terus memonitor dampak pelemahan kurs rupiah sehingga dapat menentukan strategi yang tepat bagi kelangsungan bisnis pabrikan asal Jepang tersebut.

"Kami melakukan banyak efisiensi di lini produksi untuk dapat mempertahankan value terbaik bagi konsumen," jelas dia, Selasa (10/10).

Sekadar catatan, kemarin Honda meluncurkan varian baru New Honda City yang mendapat beberapa penyegaran dan pembaruan pada fitur-fiturnya. Per Agustus 2023, penjualan Honda di kategori ritel tercatat sebanyak 86.856 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli