Pebisnis rental mobil melihat berkah efisiensi



JAKARTA. Perusahaan jasa sewa kendaraan (rental) tetap optimistis kendati bisnis otomotif dalam negeri tengah lesu. Asal jeli melihat peluang, situasi seperti saat ini acap menjadi momentum untuk menaikkan pendapatan.

Hindra Tanujaya, Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyatakan, saat  ekonomi lesu, banyak korporasi mengetatkan ikat pinggang. Salah satu caranya dengan menunda pembelian kendaraan bermotor. Alhasil, "Pengusaha pilih menyewa mobil ketimbang membeli," kata Hindra kepada KONTAN, Senin (8/6).

Manajemen ASSA melihat ini sebagai peluang dengan menambah armada. Tahun lalu armada ASSA tercatat 14.873 unit, kini naik jadi 16.000 unit. Sampai akhir tahun, ASSA menargetkan armadanya tambah jadi 17.200 - 17.500 unit. Sekitar 70% adalah kendaraan penumpang.  sebanyak  1.500 unit truk dan selebihnya mobil mewah.


Untuk pengadaan armada baru, ASSA menganggarkan belanja modal Rp 800 miliar. Sebesar 90% belanja modal dialokasikan untuk membeli armada baru. Sisanya untuk penambahan kantor cabang.

Saat ini ASSA punya 44 kantor cabang utama, kantor pusat, point service dan maintenance. Sampai akhir tahun ini, ASSA berencana menambah 3-4 kantor lagi hingga punya 47-48 kantor sampai akhir tahun ini. "Lokasinya tersebar di Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, dan Di Jakarta," ujar Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur ASSA.

Mengenai momentum Ramadan dan Lebaran, ASSA membidik kenaikan pendapatan 15%-20%. Melihat peluang tahun ini, ASSA membidik penjualan naik 17% menjadi Rp 1,33 triliun. Tahun lalu, ASSA mengantongi pendapatan Rp 1,14 triliun.

Pendapat berbeda mengenai dampak penurunan penjualan otomotif ke bisnis penyewaan mobil disampaikan Jefri Rudyanto Sirait, Direktur Pemasaran PT Serasi Autoraya dengan merek TRAC (Astra Rent a Car). Jefri bilang, perlambatan penjualan otomotif tak langsung mengerek bisnis sewa mobil. "Klien kami 95% korporasi, saat ekonomi melambat, berdampak ke bisnis kami," katanya kepada KONTAN, Senin (8/6).

Meski demikian, ia optimistis ada peluang memperbesar pendapatan kendati perlambatan bisnis otomotif. "Kami masuknya ke sewa mobil ke sektor industri yang tumbuh seperti perbankan, barang konsumen, manufaktur pengolahan," tandas Jefri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan