JAKARTA. Sejumlah pelaku usaha mendesak pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) supaya menjamin pasokan gas nasional, terutama bagi industri. Desakan itu muncul menanggapi harga gas alam cair atau liquefiled natural gas (LNG) yang mahal. Menurut Achmad Wijaya, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), harga gas alam cair yang sudah mahal bisa mengganggu keberlangsungan bisnis di semua lini industri, tanpa terkecuali. "Saat ini harga LNG berada di kisaran US$ 15 - US$ 18 per million metric british thermal units (mmbtu), sementara harga gas industri hanya US$ 10 per mmbtu. Kalau gas industri terus langka, kami bisa habis," kata dia kepada KONTAN, Rabu (8/5). Sekadar informasi, saat ini kebutuhan gas industri nasional berada di angka 2.130 juta kaki standar kubik per hari (mmscfd). Sekitar 1.022 mmscfd untuk keperluan bahan baku dan 1.108 mmscfd lainnya untuk energi.
Pebisnis tolak konversi gas menjadi LNG
JAKARTA. Sejumlah pelaku usaha mendesak pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) supaya menjamin pasokan gas nasional, terutama bagi industri. Desakan itu muncul menanggapi harga gas alam cair atau liquefiled natural gas (LNG) yang mahal. Menurut Achmad Wijaya, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), harga gas alam cair yang sudah mahal bisa mengganggu keberlangsungan bisnis di semua lini industri, tanpa terkecuali. "Saat ini harga LNG berada di kisaran US$ 15 - US$ 18 per million metric british thermal units (mmbtu), sementara harga gas industri hanya US$ 10 per mmbtu. Kalau gas industri terus langka, kami bisa habis," kata dia kepada KONTAN, Rabu (8/5). Sekadar informasi, saat ini kebutuhan gas industri nasional berada di angka 2.130 juta kaki standar kubik per hari (mmscfd). Sekitar 1.022 mmscfd untuk keperluan bahan baku dan 1.108 mmscfd lainnya untuk energi.