NUNUKAN. Pedagang makanan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masih bergantung pada penggunaan elpiji 14 kg dari Malaysia meskipun di Nunukan telah beredar elpiji 3 kg. Alasannya, pasokan elpiji 3 kg tidak stabil sehingga mereka tetap memakain elpiji dari Malaysia meskipun didapat secara ilegal. Ngatino, salah seorang pedagang mi ayam mengaku dari harganya, elpiji 14 kg dari Malaysia memang jauh lebih mahal, Rp 170.000 dibanding elpiji 3 kg, Rp 18.000 per tabung. Namun dia tetap memakai elpiji dari Malaysia karena terbukti stabil dan tidak pernah kosong dari pasaran. Bagi dia, lebih baik mahal daripada stok kosong saat dibutuhkan. Sebab, kekosongan elpiji saat dibutuhkan pasti akan sangat merugikan. Sementara, persediaan elpiji 3 kg di Nunukan sangat rentan terjadi kekosongan stok.
Pedagang elpiji Nunukan beli dari Malaysia
NUNUKAN. Pedagang makanan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masih bergantung pada penggunaan elpiji 14 kg dari Malaysia meskipun di Nunukan telah beredar elpiji 3 kg. Alasannya, pasokan elpiji 3 kg tidak stabil sehingga mereka tetap memakain elpiji dari Malaysia meskipun didapat secara ilegal. Ngatino, salah seorang pedagang mi ayam mengaku dari harganya, elpiji 14 kg dari Malaysia memang jauh lebih mahal, Rp 170.000 dibanding elpiji 3 kg, Rp 18.000 per tabung. Namun dia tetap memakai elpiji dari Malaysia karena terbukti stabil dan tidak pernah kosong dari pasaran. Bagi dia, lebih baik mahal daripada stok kosong saat dibutuhkan. Sebab, kekosongan elpiji saat dibutuhkan pasti akan sangat merugikan. Sementara, persediaan elpiji 3 kg di Nunukan sangat rentan terjadi kekosongan stok.