Pedagang meraup berkah dari demam batu akik



Pesona batu akik memang luar biasa. Sejak beberapa tahun terakhir, batu akik banyak diburu orang untuk dijadikan cincin dan aksesori lainnya. Tidak hanya pria dewasa hobi memakai batu akik dan batu mulia, belakangan, anak SD hingga remaja juga gandrung dengan batu akik.

Surya Wiro, pedagang batu akik asal Sukoharjo, Jawa Tengah mengatakan, penjualan batu akik melonjak tajam. "Bahkan dalam dua bulan terakhir ini, batu akik mengalahkan pamor batu mulia lainnya," kata pemilik Toko Indopermata Batu Natural ini.

Namun, bukan berarti penjualan batu mulia lain seperti safir, rubi, dan zamrud tidak laku. Hanya, menurut Surya, penjualan batu mulia ini cenderung permintaan menurun. Biasanya dalam seminggu, Surya bisa menjual dua buah sampai tiga buah cincin batu safir atau rubi.


Tapi sekarang paling hanya laku satu dalam seminggu. "Bahkan ada kalanya dalam seminggu tidak terjual sama sekali," katanya kepada KONTAN. Sebaliknya, setiap hari, konsumen datang mencari batu akik. Kendati demikian, pasar batu mulia masih ada.

"Selama masih ada orang hobi mengoleksi cincin batu mulia, maka bisnis masih berjalan," ujarnya. Sebelum tren batu akik melambung seperti sekarang, batu yang paling banyak peminatnya adalah jenis safir, zamrud, dan rubi. Deretan batu mulia ini selalu menempati posisi utama.

Namun, sekarang batu akik yang menjadi incaran, terutama batu akik dari Halmahera, Maluku, dan Kalimantan. Batu akik dari daerah itu sering dicari kolektor atau pehobi batu mulia.

Menurut Surya, warga Sukoharjo lebih banyak mencari batu dari luar ketimbang batu lokal dari daerah Jawa Tengah sendiri. Perbandingannya sama dengan 3:1. Karena banyak orang bebruru batu akik, pendapatannya dari penjualan batu mulia lain turun hingga 20%.Sedangkan penjualan batu akik naik 50% dari biasanya.

Surya mematok harga jual batu akik plus cincin mulai Rp 400.000−Rp 3 juta. Dalam sebulan, ia bisa mendapat omzet hampir Rp 20 juta. Selain menjual cincin, ia juga melayani pembelian online dengan situs indopermata.com.

Pedagang batu akik lainnya, Ignasius Eko Heri mengakui penjualan batu akik sekarang mengalahkan batu mulia jenis lain. Ia banyak memasarkan batu akik dari daerah Singkawang, Kalimantan Barat. "Penjualan batu mulia seperti safir, zamrud, dan batu jenis lainnya mengalami penurunan," kata pemilik Toko Permata Kalimantan ini.

Ia mengaku, usaha menggeluti usaha ini secara turun temurun. Eko sendiri mulai serius berbisnis batu akik sejak tahun 2011. Menurut Eko, selama tiga bulan terakhir yang paling laku adalah batu akik lokal jenis kecubung ungu. Disusul batu kalimaya asal Banten dan batu sungai dare dari Sumatra. Dalam sebulan ia bisa menjual 40 cincin-50 cincin batu akik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri