Pede Perekonomian Pulih, Wall Street Menambah Daya



NEW YORK. Wall Street mengemohi pemberitaan tentang perekonomian yanh buruk pada hari Kamis (6/1). Hasilnya, bursa AS ini ditutup dengan menambah kekuatan dan meninggalkan jejak di level yang paling tinggi dalam dua bulan ini. Awalnya, saham-saham Wall Street memang sempat tumbang pada awal perdagangan. Namun saham-saham langsung kembali bertenaga setelah The Fed mengingatkan segala upayanya untuk memulihkan perekonomian dengan menyingsetkan suku bunga mendekati zero. Para pemilik modal berharap agar perekonomian menggelinding dan pindah ke beberapa sektor seperti bahan kebutuhan pokok para konsumen maupun di sektor kesehatan. Pasalnya, keduanya dinilai sebagai penyelamat selama masa resesi. Proposal presiden terpilih Barack Obama untuk membantu pemulihan perekonomian AS dan mendorong pemangkasan pajak membuat sejumlah sektor berniat untuk mencuil keuntungan dari konsumen yang bakal menguat. "Saya kira orang-orang akan mulai optimis dengan berhati-hati," kata Ben Halliburton, chief investment officer Tradition Capital Management. "Mereka mengharapkan pemerintahan Obama akan mengembalikan perekonomian pada jalur yang semestinya. Tapi saya pikir kecepatan yang mereka butuhkan untuk membuat semuanya kembali pada jalurnya akan lebih lambat ketimbang kesepakatan yang mereka bikin," tambahnya. Dow Jones industrial average naik 62,21atau 0,69% menjadi 9.015,10. Indeks lainnya juga menunjukkan peningkatan meski cukup tipis. Standard & Poors 500 index menanjak 7,25, atau 0,78% menjadi 934,70. Sementara itu Nasdaq composite index juga mumbul 24,35, atau 1,50% menjadi 1.652,38 Saham-saham yang mencatatkan kenaikan dibandingkan dengan yang mengalami penurunan di New York Stock Exchange adalah 4:1. Volume yang diperdagangkan mencapai 5,31 miliar saham, lebih gemuk ketimbang volume perdagangan di hari Senin (5/1) yang hanya 4,76 miliar saham.


Editor: