Pefindo beri peringkat Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) sebagai perusahaan stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) berikan rating “idBBB” kepada PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dengan prospek perusahaan yang “stabil”. Obligor dengan peringkat tersebut dinilai memiliki kapasitas memadai untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

Namun, perubahan kondisi ekonomi yang merugikan bisa melemahkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi komitmen keuangannya. Bagi ZINC, peringkat tersebut mencerminkan profil sumber daya dan cadangan yang memadai bagi operasi terintegrasi secara vertikal dalam jangka pendek hingga menengah.

Pefindo menyebut, peringkat tersebut dibatasi oleh sejumlah faktor. Yakni struktur permodalan ZINC yang lebih agresif dan pemelahan tindakan proteksi arus kas, marjin yang lebih rendah dibandingkan dengan rekan global, serta eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas.


Pefindo bisa menaikkan rating jika ZINC mampu melebihi proyeksi pendapatan dan margin serta meningkatkan leverage keuangannya. Namun, peringkat ini bisa turun jika pertumbuhan pendapatannya gagal memenuhi proyeksi dan/atau struktur modalnya menjadi jauh lebih agresif.

Selain itu, peringkat yang berperiode 3 Oktober 2018-1 Oktober 2019 ini pun akan berada di bawah tekanan jika fluktuasi harga di pasar global seng dan timbal secara signifikan mengganggu pendapatan dan profitabilitas perusahaan.

Sejak didirikan pada tahun 2005, ZINC memiliki kegiatan eksplorasi dan produksi untuk logam industri: seng (Zn), timbal (Pb), perak (Ag), dan bijih besi (Fe). Pada 2008-2014, perusahaan hanya memproduksi dan menjual Fe. Sejak 2015, fokusnya beralih pada Zn dan Pb, terutama karena harga Fe, yang dianggap terlalu rendah.

Saat ini, ZINC mengoperasikan lima pit bawah tanah di Ruwai, Lamandau, Kalimantan Tengah, dengan perkiraan kapasitas produksi bijih mentah 450.000 ton per tahun.  Dalam pemberitaan Kontan.co.id, hingga kuartal III-2018 ZINC berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 521,80 miliar atau naik 122,67% ketimbang pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 234,34 miliar.

ZINC pun sudah memproduksi sekitar 270.000 ton ore dari jumlah target produksi pada tahun ini sebesar 360.000 ton. Direktur Kapuas Prima, Hendra William mengungkapkan perusahaan sudah menyerap belanja modal sebesar Rp 129,07 miliar sampai September 2018.

Sementara untuk tahun depan, ia bilang, perusahaan membutuhkan belanja modal sebesar Rp 579,98 miliar yang digunakan untuk pembangunan tunnel, biaya eksplorasi, pembelian alat berat dan mesin penunjang kegiatan operasi. “Dana dari belanja modal ini didapatkan dari pinjaman bank dan obligasi,” kata Hendra.

Rencananya, ZINC akan menerbitkan obligasi pada akhir November atau awal Desember mendatang dengan target serapan maksimal sampai Rp 600 miliar. Maklum saja, untuk tahun depan perusahaan akan melakukan ekspansi, salah satunya eksplorasi untuk menambah cadangan mineral dari lahan tambahan seluas 1100 hektare. “Selain itu kami juga akan meningkatkan kapasitas produksi dari 1250 ton per hari menjadi 2000 ton per hari,” tandas Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .