JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengincar celah bisnis usaha biro kredit swasta atau yang juga disebut sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP). Pendirian biro kredit ini merupakan tanggapan dari surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/49/DPLK tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan. Presiden Direktur Pefindo Ronald T. Andi Kasim bilang, biro kredit ini berguna menyasar dua jenis klien, yaitu lembaga pembiayaan dan masyarakat umum. "Kami sudah mengajak Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), sehingga diharapkan banyak institusi pembiayaan yang ikut bergabung juga," kata dia. Selain itu, Pefindo berharap, perbankan ikut bergabung. Sedangkan mitra strategis seperti PT Telkom dan Pegadaian diharapkan juga menjadi anggota, tidak hanya sebagai pemegang saham. "Karena mereka juga butuh data atau informasi dari biro kredit," ujar Ronald. Selain itu, Ronald juga berharap masyarakat umum mau turut masuk menjadi klien biro kredit swasta agar bisa mencegah penyalahgunaan identitas. Dengan adanya program pengenalan biro kredit, masyarakat bisa mengecek laporan dirinya sendiri agar identitas diri tidak disalahgunakan orang lain untuk mengajukan kredit. "Sehingga ketika kami mengajukan kredit, data yang dipakai sudah sesuai atau akurat,” kata Ronald.
Pefindo makin mantap mendirikan Biro Kredit Swasta
JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengincar celah bisnis usaha biro kredit swasta atau yang juga disebut sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP). Pendirian biro kredit ini merupakan tanggapan dari surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/49/DPLK tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan. Presiden Direktur Pefindo Ronald T. Andi Kasim bilang, biro kredit ini berguna menyasar dua jenis klien, yaitu lembaga pembiayaan dan masyarakat umum. "Kami sudah mengajak Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), sehingga diharapkan banyak institusi pembiayaan yang ikut bergabung juga," kata dia. Selain itu, Pefindo berharap, perbankan ikut bergabung. Sedangkan mitra strategis seperti PT Telkom dan Pegadaian diharapkan juga menjadi anggota, tidak hanya sebagai pemegang saham. "Karena mereka juga butuh data atau informasi dari biro kredit," ujar Ronald. Selain itu, Ronald juga berharap masyarakat umum mau turut masuk menjadi klien biro kredit swasta agar bisa mencegah penyalahgunaan identitas. Dengan adanya program pengenalan biro kredit, masyarakat bisa mengecek laporan dirinya sendiri agar identitas diri tidak disalahgunakan orang lain untuk mengajukan kredit. "Sehingga ketika kami mengajukan kredit, data yang dipakai sudah sesuai atau akurat,” kata Ronald.