Pefindo pangkas rating Adhi Persada Properti dan MTN menjadi BB+ stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Adhi Persada Properti (APPR) dan Medium-Term Notes (MTN) IV Tahun 2017 sebesar Rp 625 miliar yang akan jatuh tempo pada 5 Oktober 2020 menjadi BB+. Sebelumnya Adhi Persada Properti dan MTN yang telah diterbitkan itu memiliki rating BBB-.

“Hal ini dipicu oleh proyeksi struktur permodalan yang agresif dan proteksi arus kas yang lemah, dimana tidak lagi sepadan dengan profil kredit terdahulu. Pandemi Covid-19 menyebabkan merosotnya permintaan di sektor properti dan keterlambatan proses serah terima, sehingga Adhi Persada Properti akan memiliki pencapaian pendapatan dan EBITDA yang rendah dalam jangka menengah,” ujar Pefindo dalam keterangan tertulis, Kamis (17/9).

Menurut Pefindo, pada 30 Juni 2020, rasio uutang terhadap EBITDA tercatat sangat tinggi di level 105,2 kali. Sementara perusahaan mencatat defisit dana dari operasi (FFO).


“Mengikuti penurunan peringkat, prospek peringkat perusahaan direvisi menjadi stabil dari negatif. Adhi Persada Properti diharapkan dapat melunasi MTN yang akan jatuh tempo menggunakan pinjaman pemegang saham dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang memiliki rating A- dengan prospek negative,” tambah Pefindo.

Baca Juga: Pefindo tetapkan triple A untuk KIK EBA Bahana Bukopin kelas A1 dan A2

Perusahaan pemeringkat efek itu menjelaskan obligor dengan peringkat BB memiliki kemampuan yang sedikit lemah untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan obligor-obligor Indonesia lainnya. Obligor itu menghadapi ketidakpastian yang terus berlanjut atau terpengaruh oleh pemburukan bisnis.

Juga dipengaruhi oleh keuangan atau kondisi ekonomi yang dapat berakibat kepada ketidakmampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangannya. Tanda positif (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.

“Masalah kredit yang membatasi peringkat APPR mencakup struktur permodalan yang agresif dan proteksi arus kas yang lemah, pendapatan recurring yang terbatas, dan perubahan sensitivitas dalam kondisi makroekonomi. Kekhawatiran ini sebagian dinetralkan oleh kepentingan strategis untuk induk dan sinergi yang kuat dengan grup ADHI, kualitas aset yang moderat dan lokasi properti yang relatif terdiversifikasi,” jelas Pefindo.

Pefindo menyebut peringkat perusahaan dapat dinaikkan jika Adhi Persada Properti secara signifikan dapat meningkatkan struktur permodalan. Juga meningkatkan rasio proteksi arus kas secara berkelanjutan melalui deleveraging dan meningkatkan posisi pasarnya di industri properti.

Sedangkan peringkat dapat diturunkan jika Adhi Persada Properti menimbulkan lebih banyak utang daripada yang diproyeksikan untuk mendanai proyek. Juga adanya modal kerja tanpa peningkatan kinerja bisnis dan jika terdapat indikasi dukungan orang tua yang lebih lemah.

Asal tahu saja, sebagai anak perusahaan dari ADHI, Adhi Persada Properti didirikan pada tahun 2002 dengan nama PT Adhi Realty. Pada 2012, perusahaan mengubah namanya menjadi PT Adhi Persada Property sejalan dengan kebijakan pemegang saham untuk memisahkan properti dan bisnis realty.

“Menyusul keputusan pemegang saham untuk mengintegrasikan dan memperkuat posisi bisnisnya di industri, Adhi Persada Properti bergabung dengan PT Adhi Persada Realty pada tahun 2015. Pada tanggal 30 Juni 2020, 99,94% dimiliki oleh ADHI dan 0,06% oleh Koperasi Jasa Adhi Sejahtera,” pungkas Pefindo.

Selanjutnya: Pefindo tegaskan peringkat obligasi BCA Finance di level idAAA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi