Pefindo revisi prospek peringkat tiga multifinance, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) merevisi prospek atau outlook tiga perusahaan pembiayaan independen dari semula stabil menjadi negatif. Revisi tersebut mencerminkan pandangan Pefindo bahwa pertumbuhan pembiayaan tiga perusahaan tersebut cenderung melambat.

Pefindo merevisi outlook peringkat tiga perusahaan pembiayaan independen di bulan Oktober 2018. Ketiganya yakni PT Batavia Prosperindo Finance Indonesia Tbk, PT Mandala Multifinance Tbk, dan PT Andalan Finance Indonesia, dengan masing-masing peringkat yaitu idBBB, idA, dan idA-.

“Kami melihat terjadi pengetatan pendanaan sehingga bisnis pembiayaan tiga perusahaan melambat. Itu yang membuat kami menurunkan outlook, sambil memantau kondisi pasar dan laporan keuangan perusahaan tersebut,” kata Senior Vice President Financial Institution Ratings Division Pefindo Hendro Utomo, Rabu (17/10).


Menurutnya, perlambatan pembiayaan tersebut karena perbankan semakin selektif menyalurkan pendanaan kepada perusahaan multifince. Terutama multifinance independen, yang tidak berafiliasi dengan perusahaan lain dan mengandalkan dana dari bank. Maka dari itu, keterbatasan pendanaan berpeluang menghambat pertumbuhan usaha dan pembiayaan baru.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mencatat, sampai dengan Agustus 2018, total pendanaan multifinance mencapai Rp 576,7 triliun. Dari jumlah tersebut, porsi pendanaan dari bank mencapai 30,1%, sedangkan di bulan sebelumnya lebih tinggi yaitu 31% hingga 32%.

Awalnya, bank dan investor lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan ke multifinance independen, karena kenaikan kredit bermasalah (NPL) dan beberapa kasus gagal bayar, seperti seperti yang terjadi pada PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) belum lama ini.

Meski demikian, revisi outlook berpotensi menurunkan rating jika terjadi penurunan performa kinerja perusahaan. Namun tetap membuka peluang outlook kembali stabil jika ada perbaikan kinerja dan pembekuan keuangan yang sesuai. Pefindo akan memantau kinerja perusahaan tersebut sampai dengan setahun.

“Kami akan mencermati kinerja dan pembekuan keuangan perusahaan dari enam bulan hingga satu tahun, untuk melihat apakah kekhawatiran kami terbukti bahwa pendanaan bank yang seret bisa mempengaruhi kinerja mereka. Atau bisa saja, kinerja perusahaan sudah sesuai dengan proyeksi mereka,” jelasnya.

Direktur Utama Batavia Prosperindo Finance Tbk Markus Danarto mengaku revisi outlook tersebut sebagai proyeksi bisnis perusahaan terhadap dampak eksternal, seperti perang dagang global, kenaikan suku bunga dan pelemahan rupiah. Tapi, ia tetap optimistis bisa menjalankan bisnis perusahaan karena sumber pendanaan BPFI masih kuat.

“Kondisi keuangan kami masih kuat sekali, apalagi modal perusahaan juga besar. Kami masih mendapatkan pendanaan dari bank, dan itu cukup,” jelasnya.

Selain masalah pendanaan, Pefindo menilai pertumbuhan bisnis perusahaan pembiayaan juga terhambat oleh beberapa faktor, seperti ketidakpastian kondisi global, pelemahan rupiah, kenaikan suku bungan dan kondisi politik menjelang pemilihan presiden 2019. Dengan kondisi tersebut, pertumbuhan penyaluran kredit multifinance akan cenderung melambat serta diiringi kenaikan NPL di tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi