KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ untuk PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar), Obligasi Berkelanjutan I/2016, dan Obligasi Berkelanjutan II/2018. Pefindo juga menegaskan peringkat idA+(sy) untuk Sukuk Mudharabah II/2016. Outlook peringkat tersebut adalah stabil. "Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang," kata Pefindo, dalam keterangan resmi, Senin (5/10).
Walaupun demikian, kemampuan obligor diperkirakan akan terpengaruh oleh perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.
Baca Juga: Prospek stabil, Pefindo beri peringkat idA untuk Bank Nagari Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idA (sy) mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dalam kontrak pendanaan syariah relatif kuat dibandingkan emiten lain. "Pendanaan syariah kemungkinan akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan instrumen yang peringkatnya lebih tinggi," ungkap Pefindo. Adapun tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat ini juga mencerminkan captive market Bank di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, kualitas aset dan permodalan Bank yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh sumber pendanaan yang terkonsentrasi dari pemerintah daerah dan institusi, dan semakin ketatnya kompetisi di segmen kredit produktif. Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika Bank Sulselbar mampu meningkatkan posisi usaha dan struktur pendanaan secara signifikan dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga kinerja keuangan yang sangat kuat. Peringkat tersebut dapat turun jika perusahaan mengalami penurunan yang material pada tingkat profitabilitas dan kualitas aset. Di sisi lain, pandemi Covid-19 diperkirakan berdampak terhadap profil kredit Bank Sulselbar secara keseluruhan tapi tetap moderat. "Karena didukung oleh produk inti kredit konsumen untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang mendominasi pada 78.3% dari seluruh portofolio kredit. Kredit PNS tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi, karena pembayaran angsuran langsung dipotong dari gaji pegawai negeri," jelas Pefindo. Segmen ini mendukung pendapatan dan arus kas Bank di tengah pandemi dan bertindak sebagai bantalan atas potensi penurunan kualitas aset, dengan 6,8% dari portofolio kredit Bank Sulselbar berasal dari sektor-sektor terdampak Covid-19, seperti hotel dan restoran, transportasi, real estate, dan perdagangan.
Baca Juga: Pefindo tegaskan peringkat Indonesia Infrastructure Finance di level idAAA Pefindo akan terus memantau dampak pandemi terhadap kinerja Bank dan profil kredit secara keseluruhan. Didirikan pada tahun 1961, Bank Sulselbar adalah bank pembangunan daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Bank bergerak dalam bidang perbankan komersial dengan sebagian besar layanan diarahkan ke Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat beserta karyawan mereka. Pada 30 Juni 2020, 30,0% saham Bank dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, 3,5% oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, dan sisanya 66.5% oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi