KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA- kepada PT Hartadinata Abadi Tbk (
HRTA), dan Obligasi Berkelanjutan I 2019 HRTA. Selanjutnya, Pefindo juga menegaskan peringkat idA-(sy) untuk Medium-Term Note (MTN) Syariah Mudharabah I Tahun 2019. Dengan prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil. Pefindo menyebut, obligor dengan peringkat idA mempunyai kemampuan yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
"Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi," kata Pefindo, dalam keterangan resmi, Jumat (9/10).
Baca Juga: Kontribusi Penjualan Emas Batangan Melejit, HRTA Incar Pendapatan Rp 4 Triliun Adapun tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah. Peringkat tersebut mencerminkan model bisnis perhiasan emas perusahaan yang terintegrasi dan didukung oleh saluran distribusi di industri perhiasan Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan pendapatan di masa mendatang, dan permintaan yang stabil di pasar domestik. "Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh risiko terkait ekspansi bisnis, struktur permodalan yang melemah, serta kebutuhan modal kerja yang tinggi," tambah Pefindo.
Menurut Pefindo, peringkat dapat dinaikkan jika perusahaan mampu memperkuat posisi usaha di industri perhiasan emas di Indonesia dengan pencapaian melebihi target pendapatan dan EBITDA, serta mencatatkan pertumbuhan pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan industri dalam jangka pendek hingga menengah. Pencapaian tersebut juga harus disertai dengan
leverage keuangan yang konservatif secara berkelanjutan. Namun, peringkat dapat diturunkan jika pangsa pasar perusahaan turun, ditandai dengan pendapatan dan EBITDA yang tidak mencapai target dan jika hasil ekspansi bisnis tidak terealisasi seperti yang sudah direncanakan. "Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan apabila struktur permodalan Perusahaan menjadi jauh lebih agresif dibanding proyeksi," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi