Pefindo tegaskan peringkat idAA untuk Indonesia Re



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAA untuk PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re serta Obligasi Wajib Konversi Perusahaan I Tahun 2014 dengan prospek stabil.

Pefindo menyebut, perusahaan asuransi dengan peringkat idAA memiliki karakteristik keamanan keuangan yang sangat kuat dibandingkan perusahaan lain di Indonesia dengan sedikit perbedaan dengan peringkat lebih tinggi.

"Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia adalah sangat kuat," dalam keterangan tertulis, Senin (14/12).

Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat tersebut merefleksikan pentingnya peranan perusahaan dalam mendukung misi pemerintah, posisi pasar dan permodalan yang sangat kuat namun dibatasi oleh kinerja operasional yang moderat.

Baca Juga: OJK mengklaim stabilitas sektor keuangan di November mulai pulih

"Peringkat dapat dinaikkan jika Indonesia Re dapat meningkatkan premi reasuransi secara signifikan, disertai dengan kinerja keuangan yang baik" terang Pefindo.

Peringkat dapat turun jika terjadi penurunan signifikan pada posisi bisnis, atau bila kinerja operasional atau indikator permodalan Indonesia Re menurun secara material sehingga menghambat pertumbuhan bisnis Perusahaan. Peringkat juga dapat turun jika dukungan pemerintah berkurang.

Pefindo menilai, program pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19 akan berdampak moderat pada produksi bisnis baru di industri reasuransi, khususnya kelas-kelas bisnis yang terkena dampak langsung seperti kendaraan bermotor, engineering, dan suretyship.

Sektor properti juga dapat terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena permintaan untuk pembaruan reasuransi masih ada. Meski demikian, dampak Covid-19 dapat membatasi kemampuan perusahaan reasuransi untuk mendapatkan bisnis baru dan memperbarui polis, sehingga mempengaruhi profil keuangan perusahaan reasuransi, terutama kinerja operasional dan profil likuiditas.

Secara umum, Pefindo memperkirakan perusahaan reasuransi memiliki bantalan likuiditas yang memadai karena sebagian besar porsi investasi ditempatkan pada aset likuid. Diperkirakan pandemi ini memilliki dampak moderat terhadap Indonesia Re karena didukung ketersediaan investasi yang likuid dan portofolio kualitas aset yang secara umum kuat.

Perusahaan akan mempertahankan besarnya porsi deposito berjangka di bank-bank termuka dalam portofolio investasinya, untuk mengelola likuiditasnya terhadap potensi klaim, tercermin dari porsi deposito berjangka yang masing-masing sebesar 38,1% dan 37,9% pada periode 30 September 2020 dan 31 Desember 2019.

"Kami menilai profil investasi ini tidak akan terlalu terpengaruh dibandingkan investasi di pasar modal," tambah Pefindo.

Selain itu, penurunan ekonomi akibat pandemi telah menurunkan premi baru di beberapa kelas bisnis, seperti kargo, marine hull, kecelakaan diri, dan kendaraan bermotor. Pefindo akan terus memantau kondisi bisnis dan keuangan Perusahaan, khususnya produksi premi, kinerja operasional dan profil likuiditas.

Indonesia Re merupakan perusahaan reasuransi lokal terbesar di Indonesia dalam hal total aset dan ekuitas, menyediakan jasa reasuransi jiwa maupun umum. Perusahaan memiliki dua anak usaha yaitu PT Asuransi Asei Indonesia yang melayani jasa asuransi umum dan PT Reasuransi Syariah Indonesia yang melayani jasa reasuransi syariah. Indonesia Re dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah.

Selanjutnya: OJK restui penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat