Pefindo tegaskan peringkat idAAA untuk Bank Permata



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Bank Permata Tbk di level idAAA atau triple A. Kemudian peringkat idAA+ untuk Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I tahun 2013. 

Selanjutnya, peringkat idAA untuk Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap II tahun 2014 yang berpotensi untuk di-write down jika non-viability event yang dinyatakan oleh regulator. Prospek peringkat perusahaan adalah stabil.

Pefindo menyebut, obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya adalah superior terhadap obligor lainnya. 


"Efek utang dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia adalah sangat kuat," kata Pefindo dalam keterangan resmi, Jumat (11/9). 

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BCA 3,5%, Bank Mandiri 3,88%, BRI 4,35%, BNI 4,75%

Sementara tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat yang diberikan mencerminkan dukungan dari pemegang saham, Bangkok Bank Limited (BBB+ atau stabil dari standard & Poor’s) sangat kuat dari sisi bisnis, pemodalan dan likuiditas. 

"Namun kekuatan ini sebagian diimbangi oleh profil kualitas aset yang lemah dan tingkat profitabilitas yang di bawah rata-rata," terang Pefindo. 

Peringkat dapat turun jika ada dukungan dari pemegang saham berkurang secara signifikan pada posisi pasar atau profil keuangan bank. Peringkat dapat diturunkan jika berkurangnya tingkat dukungan dari pemegang saham secara kemampuan atau kemauan. 

Pefindo menyebut, penyebaran Covid-19 dapat meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan. Sehingga menyebabkan penurunan kegiatan usaha yang signifikan di semua sektor industri yang berujung penurunan permintaan atas kredit dan jasa perbankan lainnya. 

Penurunan kegiatan usaha juga dapat memperlemah kemampuan debitur dalam membayarkan kewajiban, dan memburuknya kualitas aset bank. Meskipun akan dapat dikelola karena perbankan dapat memberikan restrukturisasi kredit kepada debiturnya seperti diatur dalam POJK 11/2020. 

Hal ini juga akan memberikan tekanan terhadap indikator profitabilitas dan likuiditas bank. Diperkirakan dampak Covid-19 terhadap industri perbankan lebih dapat terkelola dibandingkan dengan industri lain.

Maka itu diperlukan dukungan secara aktif dalam mengelola manajemen aset liabilitas, cadangan likuiditas yang memadai termasuk tambahan likuiditas yang berasal dari penurunan tarif giro wajib minimum, dan hanya sedikit tekanan terhadap risiko penarikan dana pihak ketiga.

"Kami menilai dampak dari Covid-19 terhadap profil kredit Bank Permata secara keseluruhan masih dapat dikelola, didukung oleh dukungan yang sangat kuat dari Induk, profil permodalan dan likuiditas yang kuat, dan posisi usaha yang sangat baik di industri perbankan," jelasnya.  

Menurutnya, kekuatan ini secara sebagia mitigasi tekanan pada profil kualitas aset dan profitabilitas karena melemahnya kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran kewajiban akibat terdampak pandemi Covid-19. 

Potensi tambahan kredit bermasalah di samping kredit bermasalah masa lalu dapat menimbulkan tekanan terhadap profil kualitas aset Bank di mana dalam beberapa tahun terakhir rasio kredit bermasalahnya berada di atas rata-rata industri perbankan. 

"Pefindo akan memantau secara ketat dampak pandemi terhadap kinerja dan profil kredit bank secara menyeluruh," jelas Pefindo. 

Selanjutnya: BEI catat ada 11 obligasi dan dua sukuk baru di pekan ini, nilainya Rp 7,76 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi