Pefindo tegaskan peringkat Indonesia Infrastructure Finance di level idAAA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA untuk PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Obligasi I Tahun 2016 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2019.

Pefindo mengatakan,bahwa prospek perusahaan stabil melalui peringkat tersebut. Selain itu, IIF juga punya kesiapaan melunasi Obligasi Berkelanjutan I tahap I Tahun 2019 seri A yang jatuh tempo 28 Desember 2020 karena didukung ketersediaan kas serta surat berharga senilai Rp 3,5 triliun pada 30 Juni 2020. 

"idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang adalah superior," kata manajemen Pefindo, dalam keterangan resmi, Senin (5/10). 


Peringkat tersebut juga mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari pemegang saham IIF karena perusahaan punya posisi pasar, likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat, dan profil permodalan yang kuat. 

Baca Juga: Simak tawaran obligasi Rp 1,5 triliun dari IIF dengan bunga hingga 6,90%

"Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profil pembiayaan yang terkonsentrasi, dan terbatasnya jumlah proyek infrastruktur yang layak atau feasible," ungkap Pefindo. 

Peringkat dapat turun jika dukungan induk perusahaan berkurang secara material akibat penurunan bisnis dan kualitas aset IIF secara signifikan. 

Pefindo melihat pandemi Covid-19 akan berdampak terhadap industri pembiayaan infrastruktur. Mengingat, pentingnya infrastruktur bagi aktivitas ekonomi di Indonesia. Hal ini juga didukung dengan keputusan dari pemerintah untuk menjadikan infrastruktur sebagai salah satu sektor prioritas. 

"Kami memperkirakan pandemi ini akan memiliki dampak yang terkendali pada profil kredit IIF dengan mempertimbangkan dukungan yang sangat kuat dari pemegang saham dan standar underwriting yang ketat yang mengikuti kaidah terbaik secara internasional," jelas Pefindo. 

Dalam hal ini, portofolio pembiayaan IIF banyak disalurkan pada proyek jalan tol, listrik, pengolahan air, dan telekomunikasi yang menurut kami adalah infrastruktur dasar yang memiliki jangka waktu penggunaan yang lama walaupun menghadapi tren penurunan di tengah pandemi. 

"Kami juga melihat kebijakan underwriting yang kuat dan aktivitas pemantauan yang ketat akan mengurangi kemungkinan adanya guncangan yang signifikan pada profil bisnis dan keuangan IIF," tambahnya. 

Maka itu Pefindo akan terus memantau perkembangan bisnis IIF atas dampak pandemi Covid-19. Hal itu juga memungkinkan Pefindo melakukan penyesuaian peringkat jika terjadi perubahan secara material. 

Baca Juga: Indonesia, U.S. agree on infrastructure finance agreement

Sebagai informasi,  IIF menyediakan pembiayaan berbasis dana seperti pinjaman senior, pinjaman mezzanine, dan pinjaman dalam bentuk partisipasi dalam ekuitas, ditambah dengan produk pembiayaan non-dana seperti penjaminan dan layanan dalam bentuk fee-based. 

Dalam menjalankan operasionalnya, IIF memiliki 101 karyawan dan 1 kantor pada 30 Juni 2020. 

Pemegang saham IIF adalah PT Sarana Multi Infrastruktur 30%, international Finance Corporation 19,99%, Asian Development Bank 19,99%, Deutsche Investitionsund Entwicklungsgesellschaft mbH 15,12%, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation 14,90%. 

Selanjutnya: Indonesia dorong kerja sama pembiayaan infrastruktur dengan ASEAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi