Pegadaian Adakan Pelatihan UMKM ke Penyandang Disabilitas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian menggandeng organisasi masyarakat dan sosial Alunjiva Indonesia dorong pelaku usaha ultra mikro dan UMKM penyandang disabilitas dengan memberikan pelatihan kewirausahaan di Rumah BUMN Surabaya.

Program pelatihan kewirausahaan ini merupakan kolaborasi multi sektor antara BUMN dan juga wirausaha disabilitas agar dapat mengembangkan keterampilan bisnis dan mampu menciptakan inovasi terhadap produk usahanya, sehingga mampu menjadi wirausaha disabilitas yang mandiri, bertumbuh dan berdaya.

Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Rully Yusuf  menyatakan salah satu fokus program pihaknya yaitu pengembangan UMKM. Dia berharap para peserta dapat mampu meningkatkan kapabilitas dan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi digital dalam pengembangan dan pemasaran usahanya.


“Sejalan dengan program pemerintah, bahwa para pelaku UMKM harus melek teknologi untuk Go Digital dan Go Global. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen kami, bahwa Pegadaian senantiasa mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah, agar membuat kualitas UMKM di Indonesia dapat naik kelas,” ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (23/5).

Baca Juga: Pegadaian Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp 2 Triliun

Rully menambahkan, dengan adanya pendampingan seperti ini, Pegadaian juga mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta memberi dampak sosial dan lingkungan yang dapat bermanfaat bagi keberlanjutan hidup masyarakat, khususnya dalam kesejahteraan ekonomi.

“Kami akan melakukan pendampingan selama 3 bulan, sampai para wirausaha disabilitas ini bisa memahami value yang dapat dihasilkan dari pengembangan usahanya. Kami juga akan memberikan strategi pengembangan usaha, dari mulai mengatur operasional, sales dan strategi marketing produk seperti melakukan pemasaran menggunakan media sosial dan marketplace,” tambahnya.

Peserta disabilitas yang telah lulus proses kurasi dan ikut dalam program pendampingan kewirausahaan ini, diantaranya penyandang tuna daksa, autisme, tuna netra dan tuna rungu.

Metode pendampingan dilakukan pelatihan secara offline dan online, peserta dapat berdiskusi langsung bersama mentor untuk membahas permasalahan hingga pengembangan usaha yang telah dijalani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari