KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) berniat masuk ke bisnis
invoice financing atau pembiayaan tagihan tahun ini. Ini merupakan kegiatan pendanaan yang dilakukan dengan cara menjaminkan tagihan yang sedang berjalan sebagai sumber pembayaran pinjaman. Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, produk tersebut masih tahap uji coba dengan melibatkan satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai peminjam. Setelah tahap uji coba, gadai pelat merah ini tidak hanya menggandeng BUMN tetapi juga perusahaan swasta.
“Jadi perusahaan-perusahaan yang mempunyai
invoice atau tagihan tersebut bisa ke Pegadaian dapat uang dan
invoice itu sebagai jaminan,” kata Teguh di Jakarta, Rabu (2/10).
Baca Juga: Genjot penjualan, Pegadaian jalin kolaborasi dengan 10 perusahaan BUMN Sambil menunggu uji coba, perusahaan juga terus mengembangkan infrastruktur, salah satunya terkait kredit
scoring (penilaian kredit) untuk menyeleksi calon peminjam. Kriteria calon peminjam yang ditetapkan berasal dari yang mempunyai keuangan sehat. Adapun dana pinjaman yang diberikan maksimal Rp 5 miliar. Mekanismenya, jika calon peminjam sudah memiliki
invoice maka dia dapat langsung mendaftar ke Pegadaian untuk mengajukan pinjaman. Setelah
invoice dianalisa dan dinyatakan layak untuk diberikan pinjaman maka dana tersebut bisa segera diproses. Asal tahu saja, Pegadaian semakin gencar mengembangkan inovasi dari sisi produk dan saluran (
channel) layanan agar bisa bersaing. Inovasi produk yang dihadirkan seperti Gadai Tabungan Emas, Gadai on Demand, Gadai Efek (Saham & Obligasi), G-Cash, Gold Card, Digital Lending, Arrum Umroh, dan Rahn Tasjily Tanah. Sedangkan inovasi
channel layanan, memberikan manfaat dalam meningkatkan inklusi keuangan, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan produktivitas karyawan, efisiensi biaya sehingga tarif lebih kompetitif, meningkatkan sinergi (bersifat mutualisme), dan meningkatkan transaksi.
Baca Juga: Pegadaian gandeng perusahaan digital untuk tingkatkan layanan Berkat strategi tersebut, Pegadaian sukses catatkan laba signifikan. Sampai dengan Agustus 2019, Pegadaian meraih laba sebesar Rp 2,06 triliun, naik 11,6% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,79 triliun. Capaian berkat peningkatan produktifitas para tenaga kerja. Tak hanya itu, upaya pemasaran untuk produk
existing, juga produk baru seperti rahn tasjili tanah, serta arrum haji juga turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
outstanding pinjaman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi