Pegadaian Kejar Untung Besar di Tengah Krisis



JAKARTA. Perum Pegadaian kebagian berkah dari krisis likuiditas di Indonesia. Permintaan gadai mengalami lonjakan drastis di tengah kehati-hatian bank dan usaha pembiayaan menyalurkan kredit.

Semula Pegadaian hanya menargetkan penyaluran pinjaman senilai Rp 25 triliun selama 2008. Tapi, pertengahan tahun mereka merasakan gelagat lonjakan permintaan sehingga mengerek target menjadi Rp 33 triliun.

Sampai akhir Oktober lalu, Pegadaian telah menyalurkan kredit sekitar Rp 27,5 triliun. Angka ini naik 30% dibanding periode yang sama 2007.


Menurut Direktur Utama Perum Pegadaian Chandra Purnama, krisis keuangan seperti sekarang justru mendorong masyarakat mencari pinjaman uang dengan cepat. "Pegadaian justru banyak permintaan," tuturnya, Senin (10/11) kepada KONTAN.Contohnya, penyaluran kredit menjelang hari raya Idul Fitri lalu. Selama bulan Ramadhan, pegadaian menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 3 triliun.

Target menjadi 45,5%

Padahal rata-rata pengucuran kredit Pegadaian hanya Rp 2 triliun per bulan. Dari omzet itu itu, gadai konvensional mencapai 90% dari total pengucuran kredit. Selebihnya dari produk gadai syariah dan produk lain.

Lonjakan permintaan jasa gadai ini membuat Pegadaian tak ingin kehilangan kesempatan meraup untung besar. Tahun depan, Perum Pegadaian menargetkan dapat mencapai omzet sebesar Rp 48 triliun. Angka ini naik 45,5% dari target tahun 2008 yang sebesar Rp 33 triliun.

Untuk mengakomodasi hal tersebut, Pegadaian pun berencana membangun setidaknya 1.000 outlet Pegadaian lagi di seluruh Indonesia. Outlet-outlet itu tersebut bakal fokus di pasar tradisional sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat ekonomi kecil dan menengah.

Saat ini outlet Pegadaian di seluruh Indonesia sudah mencapai 1.850 unit. Sampai akhir tahun ini diharapkan bisa mencapai 2.000 outlet. Dengan membuka 1.000 outlet baru sepanjang tahun depan, outlet Pegadaian bisa mencapai 3.000 gerai.

Chandra mengaku tak khawatir bakal mengalami kesulitan mendapatkan utang untuk ekspansi. Malah, saat bank mengerem kredit, Pegadaian bisa menjadi tempat bagi bank untuk menyalurkan kredit, sebab perputaran dana di Pegadaian sangat cepat dan agunan jelas.

Karena itulah tahun depan Pegadaian akan mengandalkan utang dari bank, terutama perbankan plat merah. "Terutama paling besar dari Bank Mandiri dan BRI," tambahnya.

Selain utang dari bank, Pegadaian juga sudah merencanakan penerbitan obligasi sendiri. Namun, terhadap langkah yang satu ini Pegadaian masih melihat situasi pasar finansial tahun depan meski saat ini sudah menyampaikan rencana penerbitan obligasi kepada menteri negara Badan Usaha Milik Negara. Berhubung semuanya belum pasti, Chandra merasa enggan membocorkan berapa besar nilai obligasi yang bakal mereka terbitkan kelak. Satu hal yang sudah jelas, menrutnya, Pegadaian sudah mempersiapkannya.

Sebenarnya tahun 2008 ini Pegadaian sudah berencana untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 750 miliar. Dana tersebut akan mereka gunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Tapi berhubung kondisi pasar yang masih saja gonjang-ganjing tak keruan, Pegadaian terpaksa mengurungkan niat menerbitkan surat utang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie