Pegadaian kembali meluncurkan gadai saham, khusus saham yang masuk LQ45



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian kembali menawarkan produk gadai saham tahun ini setelah sempat dihentikan pada tahun 2010. Peluncuran produk tersebut direncanakan pada 1 April mendatang di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Teknologi Informasi dan Digital Teguh Wahyono mengatakan, kehadiran produk gadai saham ini diperkirakan menghasilkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 150 miliar per bulan. Pihaknya yakin bisa mencapai target outstanding tersebut karena produk gadai ini mempunyai potensi pasar yang besar.

Bayangkan saja, potensi kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 200 triliun. Dari nilai tersebut perusahaan gadai pemerintah ini bisa mengambil porsi sebesar 10% atau sekitar Rp 20 triliun – Rp 30 triliun.


“Insya Allah, kami bisa menyalurkan pembiayaan Rp 150 miliar per bulan dan diperkirakan untuk tahun ini bisa mencapai Rp 800 miliar. Apalagi kami sudah mempunyai persiapan,” kata Teguh di Jakarta, Rabu (13/2).

Salah satu pasar yang dibidik adalah kepemilikan saham bagi karyawan dan manajemen perusahaan atau dikenal dengan management stock option program (MSOP) dan employee stock option program (ESOP). Menurutnya, kepemilikan saham MSOP dan ESOP belum dioptimalkan.

“Orang-orang yang mendapatkan saham dari korporasi, rata-rata hanya disimpan di perusahaan sekuritas. Itukan sayang kalau tidak dioptimalkan dan berpeluang harganya bisa naik,” ungkapnya.

Dibandingkan hanya disimpan, Teguh menyarankan pemegang saham untuk menggadaikan sahamnya di Pegadaian. Misalnya, investor memiliki portofolio saham A tapi harganya sedang turun, kemudian bisa digadai dan diambil setelah harganya kembali naik.

“Jika anda mempunyai saham bagus seperti BRI, Telkom dan Astra itu kan saham bagus. Kalau harganya lagi turun, jangan langsung dijual tetapi bisa digadaikan. Nanti setelah harganya mahal baru kemudian dilepas,” tambahnya.

Pegadaian juga membidik investor besar yang membutuhkan modal untuk membeli portofolio saham lain yang lebih menarik. Teguh mencontohkan, seorang investor memiliki portofolio saham B dan ingin menambah portofolio investasinya, ada dua cara yang dilakukan.

Pertama, investor tersebut mengeluarkan modal baru untuk membeli saham B atau produk pasar modal lainnya. Kedua, si investor bisa menggadaikan saham A yang dimilikinya untuk memperoleh dana yang kemudian diinvestasikan kembali untuk membeli saham B.

Hanya saja, Pegadaian tidak sembarangan menerima gadai saham. Belajar dari pengalaman terdahulu, perusahaan pelat merah ini hanya mau menerima saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45, yaitu saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.

Pegadaian juga mempunyai sistem teknologi khusus untuk menyeleksi saham yang akan digadaikan. Serta melibatkan perusahaan sekuritas dari badan usaha milik negara (BUMN), yang memegang peran penting dalam proses transaksi investor di pasar modal.

Pada 2008 silam, Pegadaian mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 400 miliar dan omzet Rp 1,1 triliun dari gadai saham. Namun Pegadaian menghentikan layanan gadai saham karena jatuhnya pasar saham akibat krisis keuangan menjelang akhir 2008. Pegadaian mengaku tidak mengalami kerugian akibat krisis tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat