Pegadaian memperketat sistem keamanan



JAKARTA. Manajemen PT Pegadaian memperketat sistem keamanan di seluruh jaringan kantor. Langkah ini dilakukan untuk menekan aksi perampokan yang kerap terjadi di kantor cabang. Pegadaian mengalami kerugian sedikitnya Rp 2,37 miliar serta hilangnya sejumlah barang gadai nasabah akibat perampokan sepanjang tahun ini.

Yang teranyar adalah peristiwa perampokan yang terjadi di kantor Pegadaian Unit Poltangan, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Senin lalu (15/10). Ini merupakan perampokan yang ketiga kali di wilayah Jagakarsa.

Sebelumnya, pada 28 Juli, perampokan terjadi di kantor Pegadaian Syariah Unit Batoh, Banda Aceh, dengan kerugian senilai Rp 1,8 miliar. Pada April 2012, kantor Pegadaian di Jenu, Tuban, Jawa Timur, juga disatroni perampok.


Sebenarnya, semua kantor cabang milik Pegadaian sudah dilengkapi dengan fasilitas keamanan. Mulai dari circuit closed television (CCTV), alarm, dan panic button. Setiap kantor juga sudah dilengkapi dengan para petugas pengamanan atau satuan pengamanan  (Satpam). "Semua kantor cabang Pegadaian juga sudah ada patroli oleh personel kepolisian secara rutin," kata Lucia Retna Widarti, Kepala Humas Pegadaian, pada awal pekan ini.

Lantaran maraknya aksi perampokan, Pegadaian akan meminta tambahan personel dari pihak kepolisian. Sayang, langkah tersebut masih terkendala persoalan teknis di lapangan. "Memang terbentur masalah itu. Soalnya, personel polisi terbatas, kurang sebanding dengan jumlah kantor cabang kami," imbuh Lucy. Sekadar tambahan informasi, Pegadaian memiliki 4.569 unit outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu, manajemen Pegadaian juga memperketat pengamanan dengan membuat sistem baru. Sayang, mereka  merahasiakan sistem tersebut. Alasannya, demi kerahasiaan sistem pengamanan baru sekaligus mencegah terulangnya aksi perampokan.  "Kami akan semaksimal mungkin meningkatkan sistem keamanan tersebut," tukas Suwhono, Direktur Utama Pegadaian.

Menurut Suwhono, Pegadaian telah mengasuransikan semua aset dan barang-barang gadai nasabah. Jadi, saat terjadi perampokan, pihak asuransi akan memberikan ganti rugi. "Kami sudah kerjasama dengan asuransi BUMN," imbuh dia.

Meski begitu, Pegadaian tetap perlu meningkatkan keamanan. "Ini bukan masalah finansial, tapi citra Pegadaian di mata nasabah dan kreditur," tandas Suwhono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie