Pegadaian optimis raih omzet Rp 8,5 T



JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) siap berlari untuk memperbaiki kinerja tahun ini. Direksi perusahaan mengakui, kinerja di tahun lalu kurang memuaskan. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2013, pendapatan usaha Pegadaian mencapai Rp 7,86 triliun. Jumlah ini hanya naik 1,81% dibandingkan pendapatan usaha tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7,72 triliun.

Menurut Direktur Utama Pegadaian, Suwhono, pertumbuhan pendapatan kecil ini tak lepas dari kondisi harga emas yang melempem. Sepanjang tahun lalu, harga emas menurun sampai 33%. Hal ini menyebabkan bisnis penjualan maupun pembiayaan emas perusahaan gadai pelat merah ini ikut surut.

Kejatuhan harga emas di 2013 juga mempengaruhi pertumbuhan laba. Laba bersih Pegadaian hanya tumbuh 0,53% menjadi Rp 1,91 triliun. Akhirnya pada tahun lalu, Pegadaian sibuk melakukan efisiensi di berbagai lini supaya bisa menjaga laba keuangan.


"Saya anggap kemarin itu tidak tumbuh, kami hanya menjaga kinerja saja," kata Suwhono, Selasa (25/3).

Namun, Pegadaian optimistis, kinerja tahun ini berbeda. Dengan tren harga emas yang membaik, dia optimistis, bisnis pembiayaan dan penjualan emas Pegadaian bakal jauh lebih baik. Sejalan dengan itu, pendapatan pun bakal tumbuh lebih tinggi ketimbang tahun lalu.

Suwhono mengatakan, pihaknya menargetkan bisa meraup pendapatan antara Rp 8,3 triliun sampai Rp 8,5 triliun selama kalender tahun 2014. Artinya Pegadaian mematok target pertumbuhan pendapatan antara 5,6% sampai 8,1%. Pendapatan ini akan ditopang oleh penjualan logam mulia yang semakin ramai serta bisnis gadai emas dan barang-barang lain.

Sementara di pos laba bersih, Pegadaian menargetkan pertumbuhan yang lebih tinggi yakni mencapai 15,1%. Di tahun ini Pegadaian ingin mencatatkan laba bersih mencapai Rp 2,2 triliun. Padahal di tahun lalu, laba bersih BUMN ini hanya mencapai Rp 1,91 triliun. Jumlah tersebut tak berbeda jauh dari capaian laba bersih di sepanjang tahun 2012 yang sekitar Rp 1,9 triliun. "Tahun ini kita lebih berani," ujarnya.

Selain itu, pada tahun lalu Pegadaian juga mencatatkan surplus revaluasi aset. Nilai surplus revaluasi aset yang mencapai sekitar Rp 3,87 triliun ini, menyokong pertumbuhan laba komprehensif perusahaan hingga lebih dari 200%, menjadi Rp 5,77 triliun.

Suwhono mengatakan, revaluasi ini merupakan penilaian ulang terhadap aset tetap Pegadaian di seluruh Indonesia, berupa tanah dan bangunan. "Mulai dari kantor pusat sampai cabang milik sendiri," papar Suwhono. Secara total aset Pegadaian selama tahun lalu mencapai Rp 33,47 triliun. Jumlah ini meningkat 14,19% dibandingkan aset akhir tahun 2012 lalu yang mencapai Rp 29,31 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie