KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah tren persediaan emas global yang mulai mengetat akibat lonjakan permintaan, PT Pegadaian memastikan kebutuhan bisnis Bullion Bank yang dijalankan perseroan tetap aman.

Head of Bullion Business Division Pegadaian Kadek Eva Suputra menjelaskan bahwa salah satu alasan pendirian Bank Emas di Indonesia adalah tingginya jumlah idle gold di dalam negeri, yang mencapai sekitar 1.800 ton.

Baca Juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Jumat (15/8) Produk Antam, UBS dan GALERI 24

Indonesia Mulai Babak Baru Energi Bersih: Hidrogen Hijau di Ulubelu

Selain itu, Indonesia juga merupakan produsen emas terbesar ke-8 di dunia, sehingga peluang penyerapan emas domestik masih terbuka lebar.

“Kami memiliki produk baru, yakni setor emas fisik, sebagai salah satu cara menyerap emas dari masyarakat. Jika sebelumnya nasabah hanya bisa top up tabungan emas dengan uang tunai, kini mereka bisa menggunakan emas fisik,” kata Kadek kepada Kontan.co.id, Jumat (15/8/2025).

Kadek mengungkapkan, minat masyarakat terhadap produk deposito emas Pegadaian cukup tinggi.

Baca Juga: Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini Rabu (13/8/2025) Anjlok Dalam

Saat ini, total deposito emas mencapai 1,3 ton, sementara tabungan emas sudah terkumpul sebanyak 13,8 ton.

Kebutuhan emas untuk Bank Emas Pegadaian dipenuhi melalui kerja sama dengan primary market seperti perusahaan tambang, serta secondary market yang menyerap emas dari masyarakat. Untuk yang terakhir, Pegadaian menggandeng anak usahanya, PT Galeri 24.

“Dengan berbagai kerja sama tersebut, ditambah dukungan Galeri 24, ketersediaan emas bagi Pegadaian bukan menjadi isu,” ujarnya.

Baca Juga: Harga Emas Galeri 24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini Selasa (12/8/2025) Turun Tajam

Hingga akhir 2025, Pegadaian menargetkan total emas kelolaan mencapai 28 ton. Target ini akan dikejar melalui optimalisasi layanan deposito emas, perdagangan emas, pembiayaan emas, dan penitipan emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News