KONTAN.CO.ID - PT Pegadaian menyebut saat ini biaya pendanaan yang ditanggung masih terhitung tinggi. Untuk menurunkannya, perusahaan gadai pelat merah ini berencana untuk memperbesar porsi pendanaan dari obligasi. Direktur Keuangan Pegadaian Teguh Wahyono menyebut saat ini cost of fund di perusahaannya berada di kisaran 8,9%. Angka sebesar ini diakuinya masih tergolong besar sehingga masih perlu ditekan. Dari biaya dana sebesar itu, dia bilang mayoritas masih berasal dari pinjaman yang didapat dari perbankan. Sehingga untuk mengimbanginya Pegadaian berencana untuk memperbesar porsi pendanaan dari penerbitan surat utang. Terutama fokus perseroan di obligasi dengan tenor antara satu tahun hingga tiga tahun. Dimana rata-rata kupon yang ada di pasaran maksimal sebesar 7,5%. "Kami harapkan di tahun ini cost of fund bisa turun di kisaran 8%," katanya, Selasa (29/8). Terlebih dalam beberapa waktu ke depan, ia menilai tren kupon dalam penerbitan obligasi kemungkinan akan berangsur turun. Sehingga instrumen ini bisa makin membantu perusahaannya untuk menekan beban bunga. Saat ini dia bilang porsi pendanaan dari perbankan masih sangat mendominasi yakni berada di kisaran 85%. Sementara 15% sisanya didapat dari penerbitan surat utang. Secara bertahap, dia bilang porsi pendanaan dari obligasi ditargetkan terus meningkat hingga mendekati 40%. Di sisi lain, Teguh menyebut untuk pinjaman perbankan pihaknya akan berusaha mencari kerja sama jangka panjang dengan sejumlah bank. Pasalnya kerja sama seperti ini diakuinya punya fleksibilitas yang bisa menguntungkan Pegadaian. Misalnya saja dari sisi saldo pinjaman yang bisa ditarik maupun dilunasi kapan saja.
Pegadaian perbesar porsi obligasi agar lebih irit
KONTAN.CO.ID - PT Pegadaian menyebut saat ini biaya pendanaan yang ditanggung masih terhitung tinggi. Untuk menurunkannya, perusahaan gadai pelat merah ini berencana untuk memperbesar porsi pendanaan dari obligasi. Direktur Keuangan Pegadaian Teguh Wahyono menyebut saat ini cost of fund di perusahaannya berada di kisaran 8,9%. Angka sebesar ini diakuinya masih tergolong besar sehingga masih perlu ditekan. Dari biaya dana sebesar itu, dia bilang mayoritas masih berasal dari pinjaman yang didapat dari perbankan. Sehingga untuk mengimbanginya Pegadaian berencana untuk memperbesar porsi pendanaan dari penerbitan surat utang. Terutama fokus perseroan di obligasi dengan tenor antara satu tahun hingga tiga tahun. Dimana rata-rata kupon yang ada di pasaran maksimal sebesar 7,5%. "Kami harapkan di tahun ini cost of fund bisa turun di kisaran 8%," katanya, Selasa (29/8). Terlebih dalam beberapa waktu ke depan, ia menilai tren kupon dalam penerbitan obligasi kemungkinan akan berangsur turun. Sehingga instrumen ini bisa makin membantu perusahaannya untuk menekan beban bunga. Saat ini dia bilang porsi pendanaan dari perbankan masih sangat mendominasi yakni berada di kisaran 85%. Sementara 15% sisanya didapat dari penerbitan surat utang. Secara bertahap, dia bilang porsi pendanaan dari obligasi ditargetkan terus meningkat hingga mendekati 40%. Di sisi lain, Teguh menyebut untuk pinjaman perbankan pihaknya akan berusaha mencari kerja sama jangka panjang dengan sejumlah bank. Pasalnya kerja sama seperti ini diakuinya punya fleksibilitas yang bisa menguntungkan Pegadaian. Misalnya saja dari sisi saldo pinjaman yang bisa ditarik maupun dilunasi kapan saja.