Pegadaian pertahankan suku bunga



JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) masih mempertahankan suku bunga gadai. Perusahaan belum berencana mengerek suku bunga sekalipun beban operasional dirasa mulai makin tinggi.

Riswinandi, Direktur Utama Pegadaian Persero menyebut saat ini suku bunga kredit Pegadaian berkisar antara 18% sampai 27% selama satu tahun. Pegadaian belum berencana untuk menaikan bunga kredit dalam waktu dekat. Berkaca pada suku bunga acuan atau BI Rate yang juga belum mengalami perubahan.

"Kami justru ingin bunga lebih murah. Sebab bunga murah akan makin mudah dijangkau oleh masyarakat," ujar Riswinandi.


Pegadaian berupaya untuk mempertahankan suku bunga ditengah kondisi beban operasional yang makin tinggi. Jalan keluarnya, perusahaan harus sedapat mungkin melakukan efisiensi. Misalnya dengan pemilihan kantor cabang yang memang menguntungkan.

Agar dapat mempertahankan suku bunga saat ini, Pegadaian berencana untuk masuk kembali ke pasar modal dengan jalan mengeluarkan surat hutang di pasar modal. Hanya saja, pendanaan dari pasar modal belum dapat dipastikan berapa nilainya. Namun yang pasti, porsi pendanaan dari bank masih akan menjadi yang mayoritas.

Dalam catatan Kontan pada semester dua ini kebutuhan pembiayaan sebesar Rp 5,5 triliun sampai Rp 6 triliun berasal dari perbankan. Pegadaian memutuskan untuk tidak menerbitkan sisa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi senilai Rp 1,9 trilun. Sebab, kebutuhan pendanaan perseroan telah terpenuhi hingga akhir tahun. Pegadaian menghitung pendanaan yang bersumber dari perbankan sebesar Rp 5,5 triliun.

Sebagaimana diketahui, Pegadaian menargetkan dana obligasi berkelanjutan sebesar Rp 7 triliun selama dua tahun sampai tahun 2015. Obligasi berkelanjutan II Pegadaian tahap I telah diterbitkan Rp 1,225 triliun. Menyusul obligasi berkelanjutan II tahap II sebesar Rp 9,6 miliar.

Lalu obligasi berkelanjutan tahap III tahun 2015 sebesar Rp 2,9 triliun. Sehingga total realisasi obligasi berkelanjutan II Pegadaian mencapai Rp 5,085 triliun. Nah dari target dana obligasi yang belum teralisasi sebesar Rp 1,915 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia