Pejabat AS berharap ada vaksin khusus untuk hadapi senjata biologis Korea Utara



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Calon asisten menteri pertahanan AS pada hari Kamis (27/5) menyampaikan bahwa menyiapkan vaksin untuk menangkal senjata biologis milik Korea Utara adalah salah satu program yang penting.

Deborah Rosenblum membuat pernyataan itu dalam sidang konfirmasi di depan Komite Angkatan Bersenjata Senat. Rosenblum merupakan calon asisten menteri untuk program pertahanan nuklir, kimia dan biologi (CBW).

"Saya percaya, sangat penting bahwa pasukan gabungan kita memiliki perlindungan untuk dapat melawan segala jenis ancaman dari senjata pemusnah massal, termasuk senjata biologis juga," ungkap Rosenblum, seperti dikutip Yonhap.


Bukan tanpa alasan, Rosenblum menilai bahwa tentara AS yang ada di Korea Selatan, berjumlah sekitar 28.500 orang, perlu mendapatkan perlindungan lebih guna menghadapi serangan Korea Utara yang bisa datang tiba-tiba.

Terkait usulannya tersebut, Rosenblum setuju untuk melaporkan kembali ke komite tentang masa depan dan biaya pengembangan vaksin untuk senjata biologis.

Baca Juga: Korea Selatan: Waktunya untuk ambil tindakan atas Korea Utara

Oleh intelijen AS, Korea Utara dilaporkan memiliki senjata kimia dan biologi dalam jumlah besar. AS juga yakin bahwa Korea Utara terus membangun persediaan senjata pemusnah massal.

Dalam laporan tahunan tentang penilaian ancaman global yang dirilis 9 April lalu, AS mencatat bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tetap berkomitmen kuat dalam mengejar senjata pemusnah massal, termasuk senjata kimia dan biologi.

Laporan merinci bahwa Korea Utara akan menjadi ancaman dengan senjata pemusnah massal (WMD) di masa mendatang. AS percaya Korea Utara secara aktif terlibat dalam penelitian dan pengembangan rudal balistik.

"Kim tetap berkomitmen kuat pada senjata nuklir negara itu, negara itu secara aktif terlibat dalam penelitian dan pengembangan rudal balistik, dan upaya CBW Pyongyang tetap ada," kata laporan itu.

Selanjutnya: Korea Utara terima 587 ton pasokan minyak sulingan dari China selama Maret