Pejabat Bank Sentral Eropa Perkirakan Suku Bunga Naik Lebih Tinggi Demi Tekan Inflasi



KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Inflasi di kawasan Uni Eropa terbukti lebih sulit dipecahkan dari yang diharapkan. Alhasil, Kepala Bank Sentral Austria Robert Holzmann mengatakan, kemungkinan Bank Sentral Eropa akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, mungkin di atas 4%.

"Inflasi terbukti jauh lebih sulit daripada yang diperkirakan," kata Holzmann, anggota Dewan Pemerintahan pembuat kebijakan ECB, kepada radio ORF 1. 

"Saya mengharapkan beberapa kenaikan suku bunga lagi," katanya.


Ia menambahkan bahwa tingkat kenaikan lebih lanjut akan bergantung pada data.

Terkait seberapa tinggi suku bunga bisa naik, setelah ECB menaikkan suku bunga acuan refinancing menjadi 3,50% pada hari Kamis, ia bilang "Beberapa dari kami berharap itu akan tetap di bawah 4(%). Saya khawatir mungkin akan naik di atas 4 (%)."

Baca Juga: Menakar Prospek Harga Minyak Dunia Setelah Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB)

ECB menaikkan suku bunga seperti yang dijanjikan sebesar 50 basis poin pada hari Kamis, sebagai upaya untuk melawan inflasi dan menghadapi seruan beberapa investor untuk menahan pengetatan kebijakan sampai gejolak di sektor perbankan mereda.

Ditanya apakah dia melihat risiko krisis keuangan global lainnya, seperti tahun 2008, Holzmann menjawab: "Tidak, karena keduanya -- masalah Silicon Valley Bank dan sekarang Credit Suisse -- adalah masalah yang agak khusus."

"Credit Suisse berurusan dengan masalah restrukturisasi yang sudah berlangsung lama", tambahnya.

Beralih ke masalah bisnis Rusia Raiffeisen Bank International, Holzmann melihat banyak tantangan tetapi sangat mungkin solusi dapat ditemukan. Dia tidak menentukan seperti apa solusi itu.

Raiffeisen sangat tertanam dalam sistem keuangan Rusia dan merupakan salah satu dari hanya dua bank asing dalam daftar 13 lembaga kredit yang penting secara sistemik oleh bank sentral Rusia, menggarisbawahi pentingnya bagi ekonomi Rusia, yang bergulat dengan sanksi Barat.

Baca Juga: ECB Tetap Mengerek Suku Bunga Meski Ada Gejolak Perbankan

Saham Raiffeisen turun tajam bulan lalu setelah perusahaan menerima permintaan informasi dari Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS untuk mengklarifikasi bisnis pembayaran dan proses terkait yang dikelola oleh RBI sehubungan dengan perkembangan terakhir terkait Rusia dan Ukraina.

Kementerian Keuangan Austria awal bulan ini mengecilkan kekhawatiran tentang pejabat sanksi AS yang memeriksa Raiffeisen.

Editor: Herlina Kartika Dewi