Pejabat pelabuhan dikenai tahanan rumah pasca ledakan Beirut, siapa saja mereka?



KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Pemerintah Lebanon mengumumkan, sejumlah pejabat pelabuhan Beirut ditempatkan di bawah tahanan rumah sambil menunggu penyelidikan atas peristiwa ledakan hebat yang terjadi pada Selasa (4/8/2020).

Ledakan itu menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang lainnya. Keadaan darurat Beirut selama dua minggu telah diberlakukan.

BBC memberitakan, Presiden Michel Aoun mengatakan ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di sebuah gudang di pelabuhan.


Baca Juga: Kengerian wajah Beirut: Bangunan luluh lantak, jumlah korban tewas capai ratusan

Kepala Bea Cukai Badri Daher mengatakan, pihaknya menyerukan agar bahan kimia itu disingkirkan, tetapi hal itu tidak dilakukan.

"Kami serahkan kepada ahli untuk menentukan alasannya," katanya seperti yang dikutip BBC.

Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian dan sebagai bahan peledak.

Membuka pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu, Presiden Aoun mengatakan: "Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kengerian yang telah melanda Beirut semalam, mengubahnya menjadi kota yang dilanda bencana."

Baca Juga: KBRI beberkan dugaan awal penyebab ledakan hebat di Beirut

Para ahli di Universitas Sheffield di Inggris memperkirakan bahwa ledakan tersebut memiliki sekitar sepersepuluh dari kekuatan ledakan bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima Jepang selama Perang Dunia Kedua dan "tidak diragukan lagi merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah."

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie