KONTAN.CO.ID - Iran kemungkinan masih menghitung biaya serangan udara Israel yang diluncurkan pada hari Sabtu (26/10/2024) lalu sebagai balasan atas serangan rudal besar-besaran Teheran pada tanggal 1 Oktober terhadap Israel. Menurut para pejabat AS dan Israel, di antara target yang tampaknya diincar Israel adalah sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia yang sangat berharga bagi Iran. Mengutip
The War Zone, menonaktifkan senjata S-300 Iran membuka peluang bagi serangan lanjutan oleh Israel, termasuk serangan langsung berskala lebih besar.
Di antara infrastruktur militer penting Iran yang hancur pada hari Sabtu adalah tiga sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh S-300 yang masih ada. Hal ini adalah penilaian para pejabat AS dan Israel yang tidak disebutkan namanya yang berbicara kepada Wall Street Journal. Satu-satunya sistem S-300 Iran lainnya telah diserang oleh Israel awal tahun ini. Pejabat yang sama mengungkapkan bahwa Iran berhasil menjatuhkan "sedikit atau tidak ada" rudal yang diluncurkan Israel dari sekitar 100 jet tempur, selama serangan hari Sabtu, dengan nama sandi Operation Days of Repentance. Pernyataan pejabat tersebut sesuai dengan penilaian dari lembaga pemikir AS, Institute for the Study of War (ISW), termasuk deskripsi Israel yang menimbulkan kerusakan serius pada jaringan pertahanan udara terpadu Iran.
Baca Juga: Akun X Ayatollah Ali Khamenei Ditangguhkan Usai Sampaikan Pesan Berbahasa Ibrani "IDF menyerang tiga atau empat lokasi S-300, termasuk satu di Bandara Internasional Imam Khomeini dekat Teheran," ISW menambahkan. Lembaga pemikir tersebut menyatakan bahwa setidaknya beberapa lokasi pertahanan udara yang menjadi sasaran, melindungi infrastruktur energi penting di Iran barat dan barat daya dan mengidentifikasi lokasi yang diserang di kilang minyak Abadan, kompleks energi dan pelabuhan Bandar Imam Khomeini, dan ladang gas Tang-eh Bijar.
"Melemahkan pertahanan udara di sekitar lokasi ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap serangan di masa mendatang," ISW berpendapat. Meskipun S-300 telah diperbarui secara bertahap sejak pertama kali diperkenalkan oleh Uni Soviet pada akhir tahun 1970-an, sistem ini sekarang sudah tua dan terbukti rentan di Ukraina. Meskipun demikian, sistem ini tetap menjadi ancaman yang signifikan, terutama jika digunakan sebagai bagian dari sistem pertahanan udara berlapis, dan sistem rudal permukaan-ke-udara ini adalah yang paling canggih dari jenisnya yang tersedia bagi Iran.
Baca Juga: Khawatir Balasan Iran, Netanyahu Pindah Rapat Kabinet Rutin ke Tempat Persembunyian Editor: Barratut Taqiyyah Rafie