Pekan depan, ekonomi domestik bisa sokong rupiah



JAKARTA. Meski sempat jeblok di pekan ini, namun rupiah mulai bangkit dari keterpurukannya dengan bergerak di kisaran 9.325-9.540 pada hari ini (1/6).

Sejatinya, beberapa analis menilai, kejatuhan rupiah tidak mencerminkan kondisi fundamental ekonomi yang masih kuat.

Dealer Forex Bank Rakyat Indonesia (BRI) Taufan Tito menyebut, menjelang akhir bulan, kebutuhan dollar AS memang tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana untuk penyelesain utang. Selain itu, masalah ekonomi Uni Eropa yang semakin rumit juga mendorong investor terus mengamankan asetnya di mata uang dollar AS.


Namun, kata Taufan, dengan bagusnya rilis data inflasi Mei kemungkinan bisa menjadi katalis bagi rupiah untuk menguat. Dia memprediksi, pekan depan, rupiah akan bergerak menguat di range 9.300-9.500.

Sedangkan, untuk pergerakan hari ini, Kepala Treasury Bank Negara Indonesia (BNI) Nurul Etti Nurbaeti memprediksi, rupiah berpotensi konsolidasi hingga menguat di kisaran 9.260-9.400. Menurutnya, banyaknya rilis data-data ekonomi Indonesia berpeluang menjadi fokus perhatian pasar yang masih terus memantau perkembangan situasi global.

"Keyakinan BI bahwa rupiah mampu bertahan dengan ketersediaan cadangan devisa Indonesia, bisa mengawal rupiah," kata Nurul, Jumat (1/6). Estimasi cadangan devisa per Mei 2012 mencapai US$ 113 miliar.

Tapi, Nurul mengingatkan, aksi lindung nilai yang lebih dominan menguntungkan posisi dollar AS, bisa memunculkan ancaman bagi rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini