Pekan depan, IHSG diproyeksi akan tertekan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan depan diperkirakan masih akan bervariasi cenderung tertekan. Pasalnya, indikator teknikal masih menunjukkan adanya sinyal negatif.

Lanja Nafi, analis Reliance Securities menjelaskan, pergerakan IHSG dari teknikal mengonfirmasi pola spinning top dengan membentuk pola 2 days reversal pattern baru yakni 2 star in the north pada resistance upper bollinger bands.

Sementara indikator pun dead-cross pada overbought dengan momentum RSI mulai terlihat tertahan pada level 64.7 oscillator. "Oleh karena itu, pergerakan IHSG awal pekan depan kami perkirakan akan bergerak cenderung mixed diwarnai tekanan aksi jual di kisaran 4.815-4.900." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (18/3).


Hari ini, IHSG bergerak tertekan awal sesi namun ditutup menguat tipis hanya 0.02 poin di level 4885.71 dengan volume yang relatif tinggi. Lanjar bilang, terjadinya aksi profit taking pada sektor pertambangan mampu menahan pergerakan di saat bursa regional menguat.

Sektor pertambangan terkoreksi 2.35% sedangkan sektor aneka industri menguat 1.38% setelah data penjualan kendaraan diprediksi mampu rebound 3%-5% dengan acuan BI rate yang terpangkas.

Investor asing masih terlihat melakukan aksi beli Rp 747.6 miliar pada perdagangan hari ini sehingga pada minggu ke tiga bulan Maret ini aksi beli investor asing tercatat net buy Rp 875,82 miliar dengan akumulasi selama bulan Maret sebesar Rp 3.09 triliun.

Mayoritas bursa Asia naik kecuali pada bursa saham di Jepang. Penguatan harga minyak hingga mendekati $40 per barel dan naiknya gairah properti di China seperti terdata pada harga rumah baru yang naik 5.2% pada Februari 2016. Nilai tukar Yen kembali menguat seakan menjadi penahan bursa saham di Jepang.

Bursa Eropa dibuka bergairah melanjutkan penguatannya menghapus kerugian mingguan dan produsen mobil memimpin penguatan pada perdagangan hari ini. Mata uang euro melemah mampu meningkatkan kepercayaan eksportir Eropa.

Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya di awal pekan masih cenderung sepi data yang akan dirilis hanya tingkat kepercayaan konsumen di Eropa dan Existing Home Sales (MoM) di AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto