Pekan depan, IHSG masih lanjutkan pelemahannya



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup negatif pada perdagangan Jumat (13/1) menjadi 5.272 atau menurun 0,37%. Jadi dalam sepekan perdagangan ditutup negatif 1,4% dari perdagangan Jumat (6/1) pekan sebelumnya di level 5.347.

Analis NH Korindo Bima Setiaji mengatakan koreksi yang terjadi pada perdagangan pekan ini memang koreksi wajar melihat pada pekan pertama tahun ini bursa tumbuh dalam sepekan.

Sentimen yang mempengaruhi kemungkinan karena investor masih menunggu dari pidato pertama Donald Trump di tahun ini. "Perdagangan awal pekan masih menunggu pidato," katanya kepada KONTAN, Jumat (13/1).


Tapi setelah pidato, investor sedikit kecewa karena Trump tidak menjabarkan detail arah kebijakan ekonominya. Sehingga direspon negatif dari investor, yang membuat bursa di Amerika juga koreksi. Selain pidato Trump, investor juga masih menunggu pidato anggota FOMC lainnya pada hari ini yang menambah alasan investor untuk wait and see.

Bima mengatakan selain dari sentimen global yang menekan, dari dalam negeri juga belum ada sentimen yang kuat untuk mendorong IHSG. Seperti data yang baru dirilis penjualan mobil masih stagnan, Undang-undang minerba baru juga melemahkan saham tambang. "Sentimen pemerataan harga semen di Nasional juga direspon negatif oleh pasar," kata Bima.

Sementara, Kepala Riset Erdikha Elit Securities Wilson Sofan mengatakan pelemahan indeks yang sudah menembus batasan level 5.294, kemungkinan masih dapat melanjutkan pelemahan. IHSG menembus lower fractal menujukan potensi yang dapat berlanjut. "Namun Stochastic telah memasuki area oversold sehingga ruang koreksi terbatas," katanya.

Sehingga pada perdagangan pekan depan masih diprediksi adanya koreksi tipis, walaupun berpeluang teknikal rebound melihat pekan ini bursa terus ditutup memerah. Wilson mengingatkan kemungkinan sentimen yang mempengaruhi adalah pidato pertama dari Janet Yallen tahun ini, karena investor menunggu kejelasan kenaikan Fed Fund Rate.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto