JAKARTA. Gejolak ekonomi global yang masih berlanjut membuat pemerintah terus mencermati berbagai indikator asumsi makro. Ini dilakukan untuk menjaga agar APBN tetap terjaga. Minggu depan, pemerintah optimis sudah bisa memberikan keputusan terkait dengan APBNP. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mencermati semua indikator makro yang ada. "Kami sedang mendalami, mengawasi (semua indikator makro) karena APBN harus kita waspadai. Pemerintah sedang melakukan itu. Minggu depan saya optimis bisa memberikan update bagaimana respons kami," ujarnya Jumat (10/2). Salah satu indikator yang saat ini dicermati adalah harga minyak dunia yang terus merangkak naik. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak jenis Brent sudah ada di level US$ 118,59 per barel. Harga ini jauh di atas asumsi harga minyak mentah rata-rata Indonesia (ICP) yang dalam APBN 2012 dipatok US$ 90 per barel. Selain itu, lifting minyak juga terus dicermati. Pasalnya, realisasi lifting minyak dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir selalu di bawah target yang dipatok dalam APBN. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengungkapkan bahwa capaian lifting minyak ini akan berdampak pada penerimaan negara. "Belajar pada tahun lalu, realisasi lifting minyak hanya sekitar 898.000 barel, di bawah asumsi APBN," ujanya. Catatan saja, dalam APBNP 2011 pemerintah menetapkan target lifting minyak mentah sebesar 945.000 barel per hari. Adapun dalam APBN 2012 pemerintah mematok target lifting minyak mentah sebesar 950.000 barel per hari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pekan depan pemerintah putuskan APBNP
JAKARTA. Gejolak ekonomi global yang masih berlanjut membuat pemerintah terus mencermati berbagai indikator asumsi makro. Ini dilakukan untuk menjaga agar APBN tetap terjaga. Minggu depan, pemerintah optimis sudah bisa memberikan keputusan terkait dengan APBNP. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mencermati semua indikator makro yang ada. "Kami sedang mendalami, mengawasi (semua indikator makro) karena APBN harus kita waspadai. Pemerintah sedang melakukan itu. Minggu depan saya optimis bisa memberikan update bagaimana respons kami," ujarnya Jumat (10/2). Salah satu indikator yang saat ini dicermati adalah harga minyak dunia yang terus merangkak naik. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak jenis Brent sudah ada di level US$ 118,59 per barel. Harga ini jauh di atas asumsi harga minyak mentah rata-rata Indonesia (ICP) yang dalam APBN 2012 dipatok US$ 90 per barel. Selain itu, lifting minyak juga terus dicermati. Pasalnya, realisasi lifting minyak dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir selalu di bawah target yang dipatok dalam APBN. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengungkapkan bahwa capaian lifting minyak ini akan berdampak pada penerimaan negara. "Belajar pada tahun lalu, realisasi lifting minyak hanya sekitar 898.000 barel, di bawah asumsi APBN," ujanya. Catatan saja, dalam APBNP 2011 pemerintah menetapkan target lifting minyak mentah sebesar 945.000 barel per hari. Adapun dalam APBN 2012 pemerintah mematok target lifting minyak mentah sebesar 950.000 barel per hari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News