KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pergerakan rupiah sepekan ke depan diprediksi masih menguji level resistance Rp 15.000 per dolar AS. Dengan catatan, sentimen domestik masih mendominasi pergerakan mata uang garuda ke depan. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (18/9) rupiah berhasil ditutup menguat 0,67% ke level Rp 14.375 per dolar AS dan menguat 1,04% dalam sepekan. Sedangkan data kurs tengan Bank Indonesia (JISDOR) mencatatkan penguatan rupiah 0,74% ke level Rp 14.768 per dollar AS di Jumat (18/9) atau menguat 1,41% dalam sepekan.
Research & Development ICDX Nikolas Prasetia menilai, rupiah masih akan menguji level Rp 15.000 per dolar AS di pekan depan, setelah beberapa kali gagal menyentuhnya pada pekan lalu. Di sisi lai, keputusan Rapat Dewan Gubernur BI untuk menahan suku bunga acuannya di level 4% berhasil menopang penguatan rupiah akhir pekan lalu. Baca Juga: Butuh Vaksin agar Rupiah Tak Menyundul ke Atas Level 15.000 Selain itu, BI juga memutuskan perpanjangan masa pelonggaran giro wajib minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit UMKM dan kredit untuk sektor prioritas hingga 30 Juni 2021. "Pengumuman tersebut berdampak pada baiknya iklim investasi domestik, karena selain suku bunga yang lebih menarik, sektor industri juga sedikit mendapat dukungan dari BI, ini membuat Rupiah menguat di akhir pekan kemarin," ungkap Niko kepada Kontan.co.id, Minggu (20/9). Untuk pekan depan, Niko menilai pasar masih akan menyerap sentimen keputusan BI, paling tidak hingga pertemuan RDG selanjutnya bulan depan. Meskipun begitu, isu Covid-19 juga masih menjadi perhatian, seiring pertambahan kasus di Indonesia yang sempat tembus 4.000 kasus dalam sehari pada Sabtu (19/9).