Pekan depan, sejumlah isu eksternal masih hantui rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor eksternal mendominasi pergerakan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga membuat rupiah melemah di awal pekan. Untungnya, intervensi Bank Indonesia bisa menahan pelemahan rupiah di akhir pekan.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah tercatat menguat 0,49% ke Rp 14.820 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tercatat menguat 0,04% ke Rp 14.884 per dollar AS.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fikri C. Permana mengatakan, pelemahan rupiah pada awal pekan secara garis besar dipangruhi oleh faktor eksternal. Namun, pelaku pasar merespon positif intervensi Bank Indonesia dan beberapa kebijakan fiskal yang pemerintah terapkan.


Untuk menjaga nilai rupiah, BI telah melakukan intervensi pada pasar valas maupun SBN hingga Rp 7,1 triliun.

Tapi, Fikri memproyeksikan, meski BI tetap mengguyur pasar keuangan, pada perdagangan rupiah pekan depan, rupiah masih akan tertekan oleh faktor eksternal.

"Intervensi BI sudah cukup banyak agak terlalu riskan kalau BI terus mengguyur pasar keuangan dengan rupiah," kata Fikri, Jumat (7/9). Penguatan rupiah saat ini juga Fikri nilai belum signifikan.

Fikri memproyeksikan rupiah masih akan tertekan sepekan depan karena berbagai pernyataan atau intrik politik dan ekonomi Trump yang memicu gejolak geopolitik.

"Beberapa waktu terakhir pernyataan Trump menambah dorongan pada tensi perdagangan dunia dan menimbulkan currency wall serta membuat pasar panik," kata Fikri.

Beberapa pernyataan Trump yang tidak disangka-sangka pelaku pasar dan menjadi risiko adalah keinginannya ingin memberhentikan pemerintahan AS, kesepakatan NAFTA (North America Free Trade Agreement) yang belum selesai, kenaikan tarif impor China, dan perang dagang AS dan Jepang.

Fikri memproyeksikan rupiah Senin (10/9) berada di Rp 14.800 per dollar AS hingga Rp 14.900 per dollar AS. Sementara sepekan depan rupiah berada di Rp 14.750 per dollar AS hingga Rp 15.050 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti