Pekan ini, isu Yunani bikin mata uang Asia keok



SINGAPURA. Mata uang Asia keok dalam sepekan terakhir. Pelemahan yang terjadi pada pekan ini merupakan yang terbesar sejak November lalu.Isu memburuknya krisis utang Eropa menjadi pemicu utama tertekannya mata uang Asia. Apalagi, sinyal pertumbuhan ekonomi di China dan AS kehilangan momentum. Sentimen negatif ini memicu investor lebih memilih dollar AS.Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar, yang mengukur 10 mata uang utama Asia turun 0,9% pada pekan ini. Won Korea Selatan dan ringgit Malaysia mencatatkan kerugian terbesar sejak September. Sementara, rupee India merosot ke titik terendah sepanjang sejarah. Dalam sepekan, won terdepresiasi 2,2% ke level 1.172,73 per dollar AS di Seoul. Adapun, ringgit melemah 2% menjadi 3,1350 di Kuala Lumpur. Rupee keok 1,5% menjadi 54,4250, dan rupiah melemah 1,2% ke posisi Rp 9.356 per dollar AS.Kemudian, yuan melemah 0,28% ke 6,3284 per dollar di Shanghai. Mata uang China ini bahkan sempat menyentuh 6,3307, level terlemah sejak 15 Maret. Lalu, peso Filipina terdepresiasi 1,6% ke 43,247 per dollar AS. Dolar Taiwan melemah 0,7% ke level NT$ 29,63.Shigehisa Shiroki, kepala trader tim Asia dan negara berkembang di Mizuho Corporate Bank menilai, investor keluar dari aset berisiko karena khawatir akan masalah utang Eropa dan prospek pemulihan ekonomi. "Ini adalah tekanan ganda untuk mata uang Asia, karena banyak negara bergantung pada ekspor untuk pertumbuhan ekonominya," sebut Shiroki.Sebagai catatan, Fitch Ratings telah memangkas peringkat utang Yunani sebanyak satu level, karena kekhawatiran negara ini akan keluar dari euro. Sementara, Moody\'s Investor Service menurunkan peringkat 16 bank Spanyol dan 26 bank Italia pada pekan ini.Kabar negatif lainnya juga mengalir dari AS. Data manufaktur dan kepercayaan konsumen turun ke level terendah dalam empat bulan. Harga rumah di China pada April juga turun dibanding tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini