KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate mengungkapkan, bakal segera memutuskan pilihan sistem untuk pemblokiran International Mobile Equipment Identity (IMEI) ilegal bersama dengan para operator telekomunikasi di pekan ini.

Menurut Johnny, sistematis pemblokiran akan memilih dari dua sistem yang sudah diuji coba sebelumnya yakni metode blacklist dan whitelist. Hal itu akan diputuskan secara bersama dalam minggu ini.

"Mudah-mudahan minggu ini kami bisa tentukan pilihan sistem apa untuk pemblokiran IMEI. Apa pakai blacklist sistem atau whitelist sistem," ujar Johnny saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/2).

Baca Juga: Uji Coba Lancar, Ponsel Ilegal Diblokir Mulai April 2020

Johnny menjelaskan, kedua sistem ini diuji secara simultan oleh dua operator telekomunikasi yakni XL Axiata dan Telkomsel. "Operator XL Axiata menguji sistem blacklist, sedangkan operator Telkomsel menguji sistem whitelist," lanjut dia.

Asal tahu saja, sistem blacklist adalah jika ponsel ilegal mendapatkan sinyal dan terdeteksi merupakan ponsel ilegal, maka sistem akan memblokirnya. 

Sedangkan untuk whitelist adalah metode di mana ponsel ilegal tidak akan mendapatkan sinyal untuk menerima layanan telekomunikasi dari operator.

Untuk pengadaan alat, Johnny menyebut operator tidak keberatan dengan nilai investasi pengadaan yang sudah disepakati.

"Kami tidak ada masalah soal pengadaan alat. Operator seluler mampu mengadakan itu semuanya dan terpusat di Kementerian Perindustrian. Tinggal nanti pilihan blacklist atau whitelist dengan sedikit lagi penambahan alat, dengan investasi yang tidak terlalu besar yang sudah disepakati operator seluler yang akan membiayai itu secara profesional," lanjut Johnny.

Baca Juga: Uji coba pemblokiran ponsel BM dilakukan lewat dua mekanisme yang berbeda, apa saja?

"Setelah itu, sesuai dengan kesepakatan, bakal diterapkan aturan pemblokiran ponsel black market (BM) alias ilegal melalui nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari