Pekan ini penyaringan calon dirut Pegadaian



JAKARTA. Tak lama lagi, Perum Pegadaian akan memiliki nahkoda baru yang definitif. Saat ini Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menggodok calon pengganti Chandra Purnama sebagai Direktur Utama Pegadaian. "Calonnya sedang diproses oleh komisaris. Tunggu saja prosesnya," ungkap Menteri BUMN Mustafa Abubakar kepada Tribunnews.com.

Mantan Direktur Utama Bulog itu enggan menjelaskan, apakah pergantian direksi tersebut nantinya akan berpengaruh pada proses divestasi Pegadaian. "Sedang dalam proses," kilah Mustafa lagi.

Deputi Menneg BUMN bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto, menambahkan, pekan ini nama-nama para calon Direktur Utama Pegadaian itu akan diberikan kepada Komite Investasi. "Calon-calonnya berasal dari internal dan eksternal Pegadaian," kata Parikesit kepada KONTAN Minggu (21/11).


Sayangnya, Parikesit belum bersedia memberikan informasi siapa saja para calon direktur utama Pegadaian tersebut. Untuk sementara, Direktur Keuangan Pegadaian Budiyanto merangkap sebagai pelaksana tugas direktur utama hingga direktur utama definitif baru terpilih.

Sekadar mengingatkan, pada awal November lalu, secara mendadak, Mustafa memberhentikan Chandra sebagai Direktur Utama Pegadaian. Pemberhentian tersebut berlaku secara mendadak, sebab surat pemberhentian tersebut diterima dan berlaku pada hari yang sama.

Sekretaris Perusahaan Pegadaian Eddy Prawara ketika itu mengaku bingung dengan alasan pemerintah memberhentikan bosnya. Menurut Eddy, kinerja Pegadaian di bawah kepemimpinan Chandra terhitung baik.

Kementerian BUMN menjelaskan, pemberhentian ini telah mempertimbangkan pencapaian tugas Chandra selama memimpin Pegadaian. Chandra bertugas membangun pondasi perusahaan agar kuat bersaing dengan pegadaian asing kelas jika Undang-Undang Pegadaian baru berlaku.

"Pemerintah menilai tugasnya sudah selesai, dan saat ini kami ingin mencari pengganti yang baru," kata Parikesit, awal November 2010. Kementerian BUMN membantah bahwa pemberhentian tersebut karena Chandra tak setuju dengan rencana privatisasi Pegadaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa