Pekan lalu, dana asing yang keluar dari Indonesia Rp 1,12 T



JAKARTA. Serbuan dana asing jangka pendek (hot money) untuk sementara mereda. Malah belakangan pemodal asing menarik dananya dari Indonesia.

Menurut catatan Bank Indonesia (BI) selama sepekan lalu, 15 November-19 November 2010, total dana asing yang keluar (netto) dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 1,12 triliun.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah mengatakan, dana asing yang cabut semuanya berasal dari Surat Utang Negara (SUN). Dalam periode tersebut hot money yang hengkang dari SUN mencapai Rp 2,1 triliun.


Meskipun pada akhir pekan investor kembali masuk ke pasar SUN, namun belum mampu mengimbangi angka outflow SUN pada hari-hari sebelumnya. "Porsi kepemilikan asing di SUN pun menciut dari 30,75% menjadi 30,46% dari total SUN," kata Difi, dalam surat elektronik yang diterima KONTAN, Selasa (23/11).

Sebaliknya, kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada periode sama, justru naik Rp 0,94 triliun. Walhasil, pangsa pasar asing di SBI pada periode itu meningkat dari 29,57% menjadi 30,2%.

Sedangkan pada pasar saham domestik, menurut Difi, sentimen positif pasar keuangan dalam negeri berhasil mengimbangi sentimen negatif yang bersumber dari pelemahan sebagian besar bursa Eropa dan Asia. Walhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tersebut masih ditutup menguat 1,62% dari level 3.665,85 pekan sebelumnya, jadi 3.725,05. "Kondisi cukup kondusif ini, berpengaruh pada naiknya nett beli saham asing yang dalam sepekan Rp 31,2 miliar, atau 27,62% dari total transaksi saham," kata Difi.

Laporan BI tersebut sejalan dengan catatan Kementerian Keuangan. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menunjukkan, hanya dalam sepekan, 12 November hingga 18 November 2010, dana asing senilai Rp 2,74 triliun telah keluar dari SUN. Pada 18 November 2010, dana asing di SUN tercatat Rp 192,75 triliun. Sementara pada 12 November 2010 lalu, dana asing di SUN mencapai Rp 195,49 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto menegaskan, keluarnya dana asing dari SUN itu bukan gejala penarikan uang asing yang tiba-tiba (sudden reversal). "Itu profit taking," katanya.

Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi mengatakan dana asing yang pergi tersebut terbilang masih sedikit alias tak signifikan, jadi tidak perlu mengkhawatirkan risikonya. "Mereka masih mencari tempat yang nyaman untuk menaruh investasi," kata Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can