NEW YORK. Sepanjang minggu lalu, mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS melaju. Data Bloomberg menunjukkan, indeks Standard & Poor\'s 500 melesat 1,3% menjadi 1.342,84. Dengan demkikian, di sepanjang tahun ini, indeks S&P 500 sudah naik 6,8%. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,7% menjadi 12.767,17 pada periode yang sama. Sepuluh sektor yang diperdagangkan pada indeks S&P 500 bergerak positif. Adapun sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa AS antara lain: JPMorgan Chase & Co yang naik 4%, Cabot Oil & Gas Corp yang naik 9,7%, dan Johnson & Johnson yang naik 4,8%. Selain itu, saham Facebook Inc juga melonjak 11%. Pasar kembali bergairah setelah beredar spekulasi bahwa the Federal Reserve akan mengambil langkah-langkah untuk menggairahkan kembali perekonomian serta mengatasi krisis di Eropa."Saya sangat yakin bank sentral akan terus menggelontorkan dananya dan berupaya membeli waktu lebih banyak lagi. Itu artinya, the Federal Reserve harus menyediakan likuiditas yang besar untuk menahan penguatan dollar," ungkap Jeffrey Saut, chief investment strategist Raymond James & Associates di St. Petersburg, Florida. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pekan lalu, pergerakan Wall Street sumringah
NEW YORK. Sepanjang minggu lalu, mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS melaju. Data Bloomberg menunjukkan, indeks Standard & Poor\'s 500 melesat 1,3% menjadi 1.342,84. Dengan demkikian, di sepanjang tahun ini, indeks S&P 500 sudah naik 6,8%. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,7% menjadi 12.767,17 pada periode yang sama. Sepuluh sektor yang diperdagangkan pada indeks S&P 500 bergerak positif. Adapun sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa AS antara lain: JPMorgan Chase & Co yang naik 4%, Cabot Oil & Gas Corp yang naik 9,7%, dan Johnson & Johnson yang naik 4,8%. Selain itu, saham Facebook Inc juga melonjak 11%. Pasar kembali bergairah setelah beredar spekulasi bahwa the Federal Reserve akan mengambil langkah-langkah untuk menggairahkan kembali perekonomian serta mengatasi krisis di Eropa."Saya sangat yakin bank sentral akan terus menggelontorkan dananya dan berupaya membeli waktu lebih banyak lagi. Itu artinya, the Federal Reserve harus menyediakan likuiditas yang besar untuk menahan penguatan dollar," ungkap Jeffrey Saut, chief investment strategist Raymond James & Associates di St. Petersburg, Florida. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News