NEW YORK. Wall Street tampak sumringah sepekan kemarin. Berdasarkan data Bloomberg, selama lima hari transaksi perdagangan, indeks Standard & Poor's 500 mendaki 1,7% menjadi 1.582,24. Padahal, pada pekan sebelumnya, indeks S&P 500 tumbang 2,1%. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,1% menjadi 14.712,55. Catatan saja, indeks S&P 500 sudah menanjak 0,8% selama bulan April. Ini merupakan kenaikan bulanan yang sudah berlangsung selama enam bulan berturut-turut. Salah satu faktor pendongkrak bursa AS adalah kinerja perusahaan yang melampaui prediksi analis di tengah spekulasi stimulus bank sentral akan terus berlanjut. Sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya adalah saham United Parcel Service Inc dan Boeing Co yang menanjak lebih dari 3,2% dalam sepekan setelah merilis kinerjanya. Selain itu, saham Apple Inc melambung 6,8% setelah meningkatkan pembagian dividen dan mengumumkan rencana pembelian kembali sahamnya (buy back).Saham DuPont Co dan Halliburton Co terbang setidaknya 7,5%, sehingga mendorong saham-saham komoditas mencatatkan kenaikan terbesar di antara 10 sektor lain yang terhimpun dalam indeks S&P 500. "Kami melihat ada dorongan besar di pasar untuk melangkah dari zona aman. Kinerja perusahaan cukup baik. Saat ini, fokus pasar tertuju pada stimulus, di mana mereka percaya hal itu ada terjadi di Eropa," jelas John Augustine, chief market strategist Fifth Third Bancorp yang berbasis di Cincinnati. Pasar saham global memang mencatatkan pergerakan positif sepanjang pekan lalu. Banyak sentimen pendorong yang menggerakkan pasar saham dunia. Ambil contoh, spekulasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan 2 Mei mendatang. Lalu, tingkat Produk Domestik Bruto AS naik 2,5% dalam kuartal pertama, di bawah estimasi analis yang mematok angka 3%. Hal ini diartikan bahwa the Fedreal Reserve akan terus melakukan pembelian surat utang setelah pertemuan rutinan mereka pada 1 Mei mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pekan lalu, wajah Wall Street tak lagi murung
NEW YORK. Wall Street tampak sumringah sepekan kemarin. Berdasarkan data Bloomberg, selama lima hari transaksi perdagangan, indeks Standard & Poor's 500 mendaki 1,7% menjadi 1.582,24. Padahal, pada pekan sebelumnya, indeks S&P 500 tumbang 2,1%. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,1% menjadi 14.712,55. Catatan saja, indeks S&P 500 sudah menanjak 0,8% selama bulan April. Ini merupakan kenaikan bulanan yang sudah berlangsung selama enam bulan berturut-turut. Salah satu faktor pendongkrak bursa AS adalah kinerja perusahaan yang melampaui prediksi analis di tengah spekulasi stimulus bank sentral akan terus berlanjut. Sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya adalah saham United Parcel Service Inc dan Boeing Co yang menanjak lebih dari 3,2% dalam sepekan setelah merilis kinerjanya. Selain itu, saham Apple Inc melambung 6,8% setelah meningkatkan pembagian dividen dan mengumumkan rencana pembelian kembali sahamnya (buy back).Saham DuPont Co dan Halliburton Co terbang setidaknya 7,5%, sehingga mendorong saham-saham komoditas mencatatkan kenaikan terbesar di antara 10 sektor lain yang terhimpun dalam indeks S&P 500. "Kami melihat ada dorongan besar di pasar untuk melangkah dari zona aman. Kinerja perusahaan cukup baik. Saat ini, fokus pasar tertuju pada stimulus, di mana mereka percaya hal itu ada terjadi di Eropa," jelas John Augustine, chief market strategist Fifth Third Bancorp yang berbasis di Cincinnati. Pasar saham global memang mencatatkan pergerakan positif sepanjang pekan lalu. Banyak sentimen pendorong yang menggerakkan pasar saham dunia. Ambil contoh, spekulasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan 2 Mei mendatang. Lalu, tingkat Produk Domestik Bruto AS naik 2,5% dalam kuartal pertama, di bawah estimasi analis yang mematok angka 3%. Hal ini diartikan bahwa the Fedreal Reserve akan terus melakukan pembelian surat utang setelah pertemuan rutinan mereka pada 1 Mei mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News