Pekerja Chevron mempertanyakan status



JAKARTA. Proses tender dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Chevron Geothermal Indonesia Ltd telah bergulir dan akan selesai dalam dua bulan ini. Terkait dengan hal tersebut, Serikat Pekerja Nasional Chevron Indonesia (SPNCI) mengingatkan, siapa pun pemenang lelang aset tersebut, harus memastikan kejelasan status para pekerja di dua aset yang dijual Chevron.

Serikat Pekerja Nasional Chevron Indonesia menyatakan perlu kejelasan tersebut penting dikemukan di awal proses. Sebab sejauh ini, status dan nasib para pekerja di dua aset tersebut belum jelas dalam klausul kontrak yang akan ditawarkan Chevron kepada potential buyers.

Sebagai gambaran, saat ini Chevron mempekerjakan sekitar 400 orang di dua PLTP tersebut. Dalam klausul penjualan, Chevron tidak menjelaskan mengenai konsep pemutusan hubungan kerja (PHK) administratif dan re-hiring kepada perusahaan baru yang nanti akan menjadi pengelola dua PLTP milik Chevron.


Oleh karena itu, Indra Kurniawan, Ketua Umum SPNCI, mengatakan, pekerja di dua PLTP tersebut menuntut kejelasan nasib pekerja pasca lelang penjualan aset. Dia menyatakan, Chevron harus menyelesaikan persoalan PHK administratif dengan membayar kewajiban pesangon kepada pekerja sesuai dengan masa kerja.

Setelah proses tersebut tuntas, pemenang tender bisa merekrut atau mempekerjakan kembali para pekerja di perusahaan tersebut. Dia menyatakan, mekanisme ini paling masuk akal dan fair bagi pekerja. Dia juga menyatakan bahwa proses tersebut juga bisa menjamin masa transisi dan peralihan kepemilikan dari Chevron ke pemilik baru bisa berjalan smooth dan lancar.

"Kami menginginkan agar hal tersebut masuk dalam term and conditions, dalam proses transaksi, menjadi bahan negoisasi Chevron kepada perusahaan bidder. Itu memang harapan kami," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (2/11).

Prasasti Asandhimitra, Corporate Communications Manager Chevron Pacific Indonesia, mengatakan, perusahaan energi asal Amerika Serikat itu masih terus melakukan komunikasi dengan karyawan dan SPNCI terkait dengan penjualan aset tersebut, termasuk perkembangan informasi terkini.

Sebagai gambaran, saat ini ada sejumlah peminat dua PLTP milik Chevron. Mereka antara lain adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina Geothermal Energy, PT Medco Power, PT Star Energy serta dua perusahaan asal Jepang, yaitu Mitsui dan Marubeni.

Belakangan, PLN berniat mundur jika tak bisa menerima laporan audit atas kondisi dua PLTP tersebut. Sementara Pertamina tengah mengkaji kelayakan akuisisi itu dengan portofolio Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie