JAKARTA. Para tenaga kerja Indonesia di lapangan minyak lepas pantai (offshore) masih sulit bersaing dengan pekerja offshore negara lain. Pasalnya, hingga saat ini, banyak dari awak kapal perusahaan offshore Indonesia tak memiliki sertifikat internasional. Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Kewirausahaan, Edy Putra Irawady, mengatakan, saat ini Indonesia masih impor tenaga kerja dari luar negeri. "Yang kita butuhkan sekarang bukan jumlahnya, tapi sertifikat internasionalnya," jelas Edy, Selasa (23/9). Edy menjelaskan, para tenaga kerja Indonesia yang tidak memiliki sertifikat internasional, kesulitan bekerja di perusahaan pertambangan. "Contohnya para pekerja offshore sebagai penarik tali kapal, kita masih impor dari Filipina dan Bangladesh," imbuh Edy.
Pekerja offshore Indonesia sulit bersaing
JAKARTA. Para tenaga kerja Indonesia di lapangan minyak lepas pantai (offshore) masih sulit bersaing dengan pekerja offshore negara lain. Pasalnya, hingga saat ini, banyak dari awak kapal perusahaan offshore Indonesia tak memiliki sertifikat internasional. Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Kewirausahaan, Edy Putra Irawady, mengatakan, saat ini Indonesia masih impor tenaga kerja dari luar negeri. "Yang kita butuhkan sekarang bukan jumlahnya, tapi sertifikat internasionalnya," jelas Edy, Selasa (23/9). Edy menjelaskan, para tenaga kerja Indonesia yang tidak memiliki sertifikat internasional, kesulitan bekerja di perusahaan pertambangan. "Contohnya para pekerja offshore sebagai penarik tali kapal, kita masih impor dari Filipina dan Bangladesh," imbuh Edy.