JAKARTA. Setahun mendatang, sepak terjang otoritas perbankan ibarat kisah Roro Jonggrang yang memberi tantangan kepada Raden Bandung Bondowoso membangun 1.000 candi dalam satu malam. Ya, Bank Indonesia (BI) harus menghadapi setumpuk pekerjaan rumah untuk membenahi sistem pembayaran nasional. Maklum, sistem pembayaran kita terkesan masih acakadut. Coba lihat, betapa dompet kita penuh oleh berbagai kartu debet dan prabayar. Semua itu, karena keduanya belum memiliki standardisasi. Siap tidak siap, perbankan Indonesia harus menghadapi babak baru kehidupan ekonomi. Per 1 Januari 2015, sistem pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bakal mulai berlaku. Nah, menghadapi MEA, BI bersiap meluncurkan sejumlah regulasi. Ada sejumlah wilayah yang menjadi fokus BI.
Pekerjaan rumah untuk BI
JAKARTA. Setahun mendatang, sepak terjang otoritas perbankan ibarat kisah Roro Jonggrang yang memberi tantangan kepada Raden Bandung Bondowoso membangun 1.000 candi dalam satu malam. Ya, Bank Indonesia (BI) harus menghadapi setumpuk pekerjaan rumah untuk membenahi sistem pembayaran nasional. Maklum, sistem pembayaran kita terkesan masih acakadut. Coba lihat, betapa dompet kita penuh oleh berbagai kartu debet dan prabayar. Semua itu, karena keduanya belum memiliki standardisasi. Siap tidak siap, perbankan Indonesia harus menghadapi babak baru kehidupan ekonomi. Per 1 Januari 2015, sistem pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bakal mulai berlaku. Nah, menghadapi MEA, BI bersiap meluncurkan sejumlah regulasi. Ada sejumlah wilayah yang menjadi fokus BI.