KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik antara pemegang saham PT Karya Citra Nusantara (KCN), yaitu PT KBN dan PT Karya Tekhnik Utama (KTU) yang berlarut-larut membuat pembangunan pelabuhan KCN ini terkatung-katung hingga saat ini. Hingga saat ini, hampir sembilan tahun sejak masalah muncul, belum juga ada titik terang. Direktur Utama PT KCN, Widodo Setiadi mengatakan konsep dasar Pelabuhan KCN Marunda memang dibuat untuk mendukung poros maritim, yaitu menunjang pelabuhan utama Tanjung Priok yang diperuntukkan untuk aktivitas bongkar muat kontainer. Sejak keberadaan pelabuhan KCN, kapal-kapal pengangkut muatan curah seperti batubara, komoditas cair, hingga pasir beralih melempar jangkar ke Pelabuhan KCN. Itu membuat beban Tanjung Priok berkurang, sehingga bisa fokus menangani kapal kontainer. “Padahal, kami baru beroperasi dengan menggunakan satu dermaga, dari tiga dermaga yang direncanakan. Itu pun baru beroperasi sepanjang 800 meter dari total dermaga I yang memiliki panjang 1.950 meter. Bayangkan jika dermaga I ini sepenuhnya bisa beroperasi, ditambah dengan dermaga II dan dermaga III. Kami memprediksi, dwelling time di Tanjung Priok akan lebih menurun lagi,” kata Widodo dalam keterangan pers, Minggu (12/5).
Pelabuhan KCN Marunda, proyek percontohan yang terkatung-katung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik antara pemegang saham PT Karya Citra Nusantara (KCN), yaitu PT KBN dan PT Karya Tekhnik Utama (KTU) yang berlarut-larut membuat pembangunan pelabuhan KCN ini terkatung-katung hingga saat ini. Hingga saat ini, hampir sembilan tahun sejak masalah muncul, belum juga ada titik terang. Direktur Utama PT KCN, Widodo Setiadi mengatakan konsep dasar Pelabuhan KCN Marunda memang dibuat untuk mendukung poros maritim, yaitu menunjang pelabuhan utama Tanjung Priok yang diperuntukkan untuk aktivitas bongkar muat kontainer. Sejak keberadaan pelabuhan KCN, kapal-kapal pengangkut muatan curah seperti batubara, komoditas cair, hingga pasir beralih melempar jangkar ke Pelabuhan KCN. Itu membuat beban Tanjung Priok berkurang, sehingga bisa fokus menangani kapal kontainer. “Padahal, kami baru beroperasi dengan menggunakan satu dermaga, dari tiga dermaga yang direncanakan. Itu pun baru beroperasi sepanjang 800 meter dari total dermaga I yang memiliki panjang 1.950 meter. Bayangkan jika dermaga I ini sepenuhnya bisa beroperasi, ditambah dengan dermaga II dan dermaga III. Kami memprediksi, dwelling time di Tanjung Priok akan lebih menurun lagi,” kata Widodo dalam keterangan pers, Minggu (12/5).