Pelajaran dari Serangan Rudal Iran untuk Hadapi Persenjataan Canggih China



KONTAN.CO.ID -  SINGAPURA. Serangan rudal Iran terhadap Israel bulan ini, yang mengikuti serangan serupa pada April, menyoroti kekuatan dan kelemahan pertahanan rudal Amerika Serikat dan sekutunya dalam potensi konflik di kawasan Indo-Pasifik melawan China, menurut para analis.

Meskipun terdapat perbedaan situasi antara Timur Tengah dan Indo-Pasifik, hampir 400 rudal yang ditembakkan Iran ke Israel sepanjang tahun ini memberi gambaran bagi Amerika Serikat dan China mengenai efektivitas sistem pertahanan. 

Menurut Collin Koh dari Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, pelajaran utama dari serangan rudal Iran pada 1 Oktober—yang merupakan salah satu serangan rudal balistik terbesar terhadap pertahanan modern—adalah bahwa rudal China akan lebih sulit dicegat dibandingkan rudal Iran. 


Baca Juga: AS Kerahkan Sistem Antirudal THAAD ke Israel Setelah Serangan Rudal Iran

Oleh karena itu, kemampuan untuk melancarkan serangan balik menjadi penting untuk mencegah serangan massal di masa depan.

"Pencegahan hanya melalui penyangkalan, yakni mengandalkan pertahanan untuk melemahkan serangan rudal, tidak lagi cukup. Pencegahan melalui hukuman mungkin menjadi norma ke depan," kata Koh.

Saat ini, tidak ada ancaman langsung konflik rudal di Indo-Pasifik. Jarak antarnegara di kawasan ini ribuan kilometer lebih jauh dibandingkan Timur Tengah. 

Selain itu, senjata China lebih canggih dengan hulu ledak yang mampu bermanuver dan panduan presisi, serta area target yang lebih luas, membuat serangan massal lebih sulit dilakukan. 

Amerika Serikat telah mengembangkan dan menempatkan senjata baru di kawasan Indo-Pasifik tahun ini, termasuk rudal udara-ke-udara AIM-174B dan sistem rudal Typhon berbasis darat di Filipina yang dapat meluncurkan rudal SM-6 dan Tomahawk. 

Baca Juga: AS & Jepang Siap Lahirkan Senjata Canggih Penghalau Rudal Hipersonik

Baik Komando Indo-Pasifik AS maupun Kementerian Pertahanan China belum memberikan komentar terkait perkembangan ini.

Di sisi lain, menurut Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace, informasi lebih lanjut tentang kinerja sistem ofensif dan defensif setelah serangan rudal Iran, yang banyak berhasil dicegat, bisa mengurangi risiko konflik di masa mendatang. 

Setiap negara yang merencanakan serangan rudal jarak jauh harus mempertimbangkan dampak pertahanan rudal lawan.

Editor: Noverius Laoli